Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta – Indonesia Records bersama TemanHebat baru saja menggelar acara spektakuler Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition yang berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025 di Sleman City Hall, Yogyakarta. Event tersebut menjadi ajang penampilan terbaik dari 10 finalis muda berbakat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam acara puncak, 10 finalis yang tampil memiliki beragam usia dan latar belakang menunjukkan talenta generasi muda Tionghoa Indonesia. Nama-nama yang berhasil melaju ke Grand Final adalah: Sidney Mourenshia (14 tahun, Jambi), Gwen Putri Amos (16 tahun, Jakarta), Emily Cahyadi (13 tahun, Semarang), Vanessa Elena Riady (13 tahun, Surabaya), Theona Widya Paramita (15 tahun, Yogyakarta), Felisha Jessie Soesanto (14 tahun, Surabaya), Jennifer Tan Huey Fen (16 tahun, Purworejo), Kimberly
Key (13 tahun, Surabaya), Valerie Michaelle Celica (14 tahun, Semarang), dan Helen Loveine (15 tahun, Surabaya).
Acara tersebut juga diwarnai oleh penampilan spesial dari beberapa penyanyi berbakat yang menambah semaraksuasana: Ivory Mei (Jakarta), Vanya Wijaya (Kepanjen), Makhaila Paramitha (Semarang). Sementara itu, Kenneth Trevi (Bandung) dan Jennifer Aurelia (Surabaya) tampil sebagai Special Guest Stars yang memukau para penonton dengan lagu-lagu andalan mereka.
Setelah melewati persaingan ketat, para juri akhirnya memilih pemenang dari kompetisi tersebut: Juara I: Sidney Mourenshia (Jambi), Runner-up 1: Gwen Putri Amos (Jakarta), dan Runner-up 2: Valerie Michaelle Celica (Semarang). Sebagai hadiah, ketiga pemenang akan diproduseri dua lagu oleh Indonesia Records, satu lagu berbahasa Mandarin dan satu lagi berbahasa Indonesia. Para grand finalis lainnya akan diproduserinya satu lagu. Tak hanya itu, lagu-lagu mereka akan dipromosikan oleh TemanHebat yang didukung oleh Indonesia Records dan didistribusikan melalui label musik LadofaDoredo.
Tixxy, pemilik Indonesia Records kepada awak media pada Rabu (9/7/2025)menyatakan, ajang tersebut memiliki tujuan lebih dari sekadar kompetisi. “Kami ingin menjadi jembatan antara tradisi dan kreativitas masa kini, sekaligus memperkuat identitas budaya Tionghoa Indonesia. Harapannya, para pemenang dapat menjadi duta budaya yang menyuarakan toleransi, keberagaman, dan semangat berkarya,” ujar Tixxy.
Ditanya mengenai proses seleksi, Tixxy menjelaskan, peserta diharuskan untuk menguasai lagu berbahasa Mandarin sebagai bagian dari penilaian kualitas vokal dan penguasaan budaya. “Kriteria kami tak hanya teknik vokal, tetapi juga kemampuan mereka dalam menyampaikan emosi melalui dialek Tionghoa dan lirik Mandarin.”
Indonesia Records berencana untuk mendalami potensi para pemenang dan grand finalis lainnya dengan menyiapkan lagu untuk mereka masing-masing. Lagu-lagu tersebut diharapkan menjadi langkah awal bagi mereka untuk merintis karier di industri musik Indonesia.
Tixxy juga berbicara mengenai perkembangan industri musik Indonesia, yang menurutnya semakin positif dengan munculnya talenta-talenta muda. “Kompetisi seperti ini membuka ruang bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan vokal dan karakter yang lebih mendalam,” tambahnya.
Laporan:Muhammad Fadhli