Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan mengatakan, hasil pantauan dan asesmen Relawan Tanggap Bencana (Retana) BPBD di lapangan, tak terdapat kerusakan akibat kejadian tersebut.
“Alhamdulilah tidak ada yang terdampak. Untuk kerusakan bangunan, ataupun korban jiwa nihil. Namun, beberapa wilayah sempat merasakan guncangan,” kata Irfan kepada wartawan, Kamis (12/3/2020) pagi.
Kendati begitu, Irfan mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, terlebih sudah dua wilayah kabupaten terdekat yang juga telah diguncang gempa bumi.
“Kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Khawatir juga ada potensi susulan. Namun, mudah-mudahan tidak sampai terjadi,” ucapnya.
Terlebih, indeks risiko bencana di Cianjur masih berada pada peringkat pertama di Indonesia. Selain itu, Kabupaten Cianjur masuk garis patahan sesar Cimandiri, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana.
“Mitigasi bencana terus kita giatkan dengan pelibatan personel Retana yang ada di masing-masing desa,” ujarnya.
Selain itu, BPBD Cianjur juga telah memasang intensity meter atau alat pengukur getaran gempa di sejumlah tempat di 16 wilayah kecamatan.
“Sudah kita pasang beberapa waktu lalu, di antaranya di wilayah Kecamatan Agrabinta, Cidaun, Naringgul, termasuk di kantor BPBD. Gempa semalam juga getarannya terukur alat ini,” kata Irfan.
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi magnitudo 3,7 terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 21.41 WIB. Lokasi gempa pada 22 kilometer timur laut Cianjur dengan kedalaman 2 kilometer.
Gempa ini dirasakan disebagian wilayah Kabupaten Cianjur, termasuk di wilayah Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.