Faktor Ekonomi Memicu KDRT di Tengah Pandemi Covid-19

Rabu, 29 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pasangan bertengkar. (pojoksatu.id)

Ilustrasi pasangan bertengkar. (pojoksatu.id)

“Pandemi (Covid-19) ini, memang berdampak pada seluruh sektor, termasuk sektor ekonomi. Saat ini ada dua kasus yang masuk kaitan KDRT akibat dampak Corona,” jelas Lidya Indiyani Umar.

DARA | CIANJUR – Persoalan sulitnya ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19, diduga menjadi penyebab terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, Lidya Indiyani Umar mengatakan, pihaknya mulai mendapatkan laporan KDRT yang didasari masalah ekonomi di tengah terjadinya pandemi.

Hingga 29 April 2020, P2TP2A Kabupaten Cianjur mendapatkan tiga laporan terkait KDRT. Satu kasus merupakan kekerasan lantaran perebutan hak asuh pascabercerai.

Sedangkan dua kasus lainnya, merupakan kekerasan yang diawali percekcokan masalah ekonomi yang terdampak karena pandemi Covid-19.

“Pandemi (Covid-19) ini, memang berdampak pada seluruh sektor, termasuk sektor ekonomi. Saat ini ada dua kasus yang masuk kaitan KDRT akibat dampak Corona,” jelas Lidya kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).

Menurutnya, dua kasus tersebut diawali dengan kondisi serupa, dimana istri menuntut suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sayangnya pihak suami dirumahkan perusahaan dan belum mendapatkan pekerjaan lagi, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan tersebut.

Hal itu pun berujung pada percekcokan yang berulang dan pada akhirnya terjadi kekerasan dalam rumah tangga.

“Kondisinya suami tidak bekerja setelah dirumahkan, ada juga yang bekerja di proyek dan sekarang proyeknya tidak ada. Sedangkan istri menuntut untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Mulai dari untuk makan hingga kebutuhan anak. Karena kesal terus bercekcok, akhirnya terjadi KDRT,” tutur Lidya.

Menurutnya, pihak istri sempat berencana untuk melakukan laporan kepolisian serta bercerai. Namun pihaknya menjelaskan bahwa kondisi saat ini memang ekonomi terdampak dengan adanya wabah Corona.

“Sekarang masih intens konsultasi, melihat perkembangan. Tapi diutamakan pembinaan antara istri dan suami, sehingga bisa saling mengerti. Istri bisa paham kondisi ekonomi saat ini dan suami tidak melakukan KDRT,” pungkasnya.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Berikut 13 Program Prioritas dalam RPJMD Kabupaten Sukabumi
Pemkab Sukabumi Siap Luncurkan Koperasi Merah Putih 12 Juli 2025
Kemen HAM Jabar Dukung Program Pendidikan Karakter Gubernur Dedi Mulyadi
Pemkot Sukabumi Tertibkan Reklame tak Berizin
Buka FPD DLH, Wali Kota Sukabumi Dorong Sistem Kerja Riang Gembira
Layanan Kesehatan Gratis, Bupati Sukabumi Bilang Cukup Bawa KTP Datang Saja ke Puskesmas
BAZNAS Jabar Gelar Rakorda dan Peningkatan Kapasitas Relawan BAZNAS Tanggap Bencana dan Layanan Aktif Baznas se-Jawa Barat
Kloter 6 Calon Haji Dilepas Bupati Sukabumi, Berpesan Jaga Kesehatan Disana
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:46 WIB

Berikut 13 Program Prioritas dalam RPJMD Kabupaten Sukabumi

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:25 WIB

Pemkab Sukabumi Siap Luncurkan Koperasi Merah Putih 12 Juli 2025

Senin, 5 Mei 2025 - 21:19 WIB

Kemen HAM Jabar Dukung Program Pendidikan Karakter Gubernur Dedi Mulyadi

Senin, 5 Mei 2025 - 20:37 WIB

Pemkot Sukabumi Tertibkan Reklame tak Berizin

Senin, 5 Mei 2025 - 20:27 WIB

Buka FPD DLH, Wali Kota Sukabumi Dorong Sistem Kerja Riang Gembira

Berita Terbaru

HUKRIM

Laka Lantas di Kadungora Garut, Dua Orang Luka

Selasa, 6 Mei 2025 - 19:03 WIB

CATATAN

TITIK GENTING GAZA “Negosisi Posisional” Israel-Hamas

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:49 WIB