Di sudut kamar tidurku nan sempit
di dini hari Jum’at
ada tangan rapuh menggapai jalanMu
tengadah muka, mata lelah sulit memejam
Meski sorot lemah tanpa bianglala
menelisik ke setiap sudut
Ketika angin lembut membisikan namaMu
aku bersujud …… mengucapkan doaku.
Doaku atas pintaMu
mencair, lantas mengkristal pada satu harapan
Pada doaku lirih kusebut impianku
Aku tidak sedang melucu…..walau berdoa di sela mata yang sulit memejam
Sebentar saja aku rindu memelukMU kekasih
Sudah lama aku tak mengeja deretan huruf, penyebutMu
kemudian jemari rapuhku ingin juga menggayut dipundakMu
kata cinta, dengan aneka rupa aroma menghabur dari mulutku
berkubah dalam doa
satu, dua, tiga nama insani kusisipkan dalam doaku
anak anakku tercinta, orang orang terkasih merupa bintang
di langit malam
istriku melambai dengan kulum merupa bibir
ingin rasanya mengecup
seperti kecupanku pada hajar aswad
Lalu cumbuan bibir doaku tak berbalas
dingin adanya seperti mata yang sulit terpejam tanpa bianglala