“Fokus pengawasan tidak hanya ada penemuan kasus ini saja. Memang kebutuhan pangan menjadi kewajiban dan selalu kita awasi, salah satunya daging sapi,” kata Andri Setiawan.
DARA | SUKABUMI – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi tak ingin kecolongan dengan kasus beredarnya daging babi di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Untuk mengantisipasinya, DKP3 Kota Sukabumi intens melakukan pengawasan dan pemantauan ke pasar-pasar tradisional yang ada di wilayahnya.
Sebab, dampak dari peredaran daging babi tersebut tentunya membuat masyarakat khawatir, tidak hanya di Kabupaten Bandung saja, tapi juga di wilayah Kota Sukabumi dan daerah lainnya di Jabar khususnya.
“Fokus pengawasan tidak hanya ada penemuan kasus ini saja. Memang kebutuhan pangan menjadi kewajiban dan selalu kita awasi, salah satunya daging sapi. Tim kita turun langsung ke lapangan, tidak hanya monitor dari jarak jauh setiap hari,” ungkap Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Andri Setiawan saat dihubungi melalui telepon seluler, Ahad (17/5/2020).
Dari hasil pantauan dengan timnya, Andri meyakini tidak ditemukan dipasaran adanya daging sapi yang dicampur dengan daging babi, atau daging yang tidak layak konsumsi.
“Belum lama kita melakukan sidak bersama dengan kepolisian untuk mengantisipasi peredaran daging sapi bercampur babi di pasar tradisional dan modern,” katanya.
DKP3 juga menjamin keamanan berbelanja di Kota Sukabumi, terutama dalam membeli daging sapi. Karena sapi yang di potong, harus mengantongi dokumen kesehatan.
“Tak hanya penjual langsung daging sapi, pelaku olahan maupun penjualnya tak luput dari pengawasan. Ini untuk mengantisipasi adanya oknum yang tidak bertangungjawab,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, masa pandemi covid-19 juga sangat memengaruhi penurunan penjualan daging sapi. Biasanya kebutuhan daging sapi sampai 8 ekor per harinya, sekarang hanya 5 ekor saja per harinya.
“Mudah-mudahan menjelang lebaran, kebutuhan daging sapi kembali meningkat. Untuk pangan lain, stok cukup tersedia, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di bulan puasa dan lebaran nanti,” katanya.
Ia menambahkan, seperti stok beras, diklaim masih sangat aman. Dari kebutuhan hanya 130 ton per hari, beras yang masuk mencapai 200 ton per per hari.***
Editor: Muhammad Zein