Krisan, yang biasa tumbuh di dataran tinggi kini sedang dikembangkan di dataran rendah Kabupaten Kabupaten Cianjur. Kualitasnya pun, katanya, tak kalah dengan krisan dataran tinggi.
DARA | CIANJUR — Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI melakukan diseminasi inovasi krisan dataran rendah. Kegiatan ini berlangsung di Kampung Tipar, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pengembangan krisan ini pertama dilakukan dalam skala nasional, untuk meningkatkan pemenuhan permintaan krisan Kabupaten Cianjur yang memiliki peminat cukup tinggi. Kapuslitbang dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Hardiyanto, memilih daerah ini dalam pengembangan krisan, karena merupakan salah satu produsen tanaman krisan tertinggi yang memasok baik di dalam maupun luar negeri.
“Ini menjadi yang pertama kali menjadi grand design pengembangan. Baru embrio. Tapi akan dikembangkan lebih lanjut lagi. Target bisa sampai dikomersilkan,” ujarnya, Selasa (12/11/2019).
Ia menjelaskan, varietas krisan dataran rendah diklaim tidak kalah dengan yang biasa ditanam di dataran tinggi. Proses penanaman hingga panen yang berdasarkan klon, dirancang agar tanaman adaptif di dataran rendah sehingga menghasilkan tumbuhan yang baik.
Krisan yang saat ini berhasil dipanen, lanjutnya, memiliki tangkai yang kokoh dan tumbuh secara vertikal. Hal itu diperngaruhi oleh kondisi cuaca dan suhu tinggi yang membuat tanaman berdiri tegak serta tidak kerdil seperti krisan pada umumnya.
Inovasi ini, menurut dia, membuat krisan dataran rendah juga menarik dan bisa digeluti oleh petani dataran rendah. “Dengan kata lain, inovasi krisan ini diharapkan jadi kesempatan bagi petani untuk mengembangkan tanaman hias bernilai tinggi ini,” ucapnya.
Varietas yang dikembangkan ini, disebut-sebut sudah lama dinantikan petani tanaman hias. Petani dataran rendah pun akhirnya memiliki peluang yang sama untuk bisa membudidayakan kemudian mengekspor krisan.
Ia berharap, Kabupaten Cianjur mampu terus mengekspor krisan yang permintaan setiap tahunnya mencapai 480 juta tangkai. Pemerintah pun ingin terus mendukung perekonomian petani tanaman hias yang produksinya diandalkan untuk dalam dan luar negeri.
”Kami sekarang juga sedang mengurus hak paten krisan ini, lalu kami akan tambahkan warna selain kuning dan putih. Cianjur harus bisa membuktikan diri sebagai produsen inovasi ini, harus kontinyu,” ujarnya.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyebutkan, pemkab setempat akan fokus mengembangkan krisan setelah ada inovasi dari Balitbang Kementerian Pertanian. ”Apalagi, krisan ini salah satu produk terbesar Cianjur. Khususnya dari dataran tinggi. Tapi inovasi ini tidak akan kalah kualitasnya,” kata Herman.
Herman mendukung, Kabupaten Cianjur dapat menjadi produsen krisan terbesar, bahkan hingga di tingkat Asia. Dearah ini, menurut dia, memiliki banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam krisan, salah satunya lahan yang kurang produktif untuk ditanami sayuran.
Lahan tersebut dapat dialihkan untuk menanam krisan secara kontinyu atau sekadar alternatif saja. ”Pokoknya akan kami dukung terus. Saat ini juga sentranya sudah fokus, ada di Karangtengah, Sukaresmi, Cibeber, dan nanti ada di selatan,” ujarnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan