Salah satu syarat pelaku usaha sektor pariwisata seperti objek wisata, hotel, dan restoran untuk bisa tetap buka di masa pandemi Covid-19 adalah memiliki sertifikat cleanliness, health, safety, environment (CHSE).
DARA – Para pelaku usaha pariwisata berbondong-bondong mendaftar untuk mendapat sertifikat tersebut dari Kemenkraf.
Kepala Unit Agro Wisata Walini, Ade Yuyun Rahayu mengatakan, objek wisata Walini sudah mendapatkan sertifikat CHSE dengan nilai 92.
Ade menyebut, dari 77 butir poin yang menjadi penilaian, hasilnya hanya ada tujuh poin yang menjadi temuan dari tim audit yaitu Sucofindo yang merupakan kepanjangtanganan kementerian pariwisata.
“Kami berusaha untuk melaksanakan dan memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang belum terpenuhi,” kata Ade di Rancabali, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, pihaknya mendapat beberapa masukan yang sangat positif dan tujuan dari sertifikasi itu adalah untuk betul-betul secara konsisten melaksanakan protokol kesehatan Covid-19.
Guna mencegah kerumuman di tempat wisata, pihaknya telah menyiapkan jalan masuk dan jalan keluar khusus. Menurut Ade, hal itu bisa mengurai kerumunan.
Ade berharap dengan adanya fasilitas-fasilitas itu bisa memberikan jaminan pengunjung agar lebih aman, nyaman dan enjoy saat ditempat wisata.
“Tanggal 24 seharusnya ada peresmian objek wisata baru Taman Kolecer. Tapi tidak jadi, karena ada kendala cuaca yang membuat target pengerjaannya tidak selesai. Taman Kolecer hampir 99 persen sudah selesai, tinggal menunggu pembangunan gate saja,” ujar Ade.
Sementara itu, Ketua Puskopkar PTPN VIII, Heri Hermawan memastikan bahwa selama pandemi Covid 19, objek wisata Walini selalu menerapkan protokol kesehatan. Salah satu buktinya adalah dengan mendapatkan sertifikat CHSE.
“Walaupun dalam kondisi yang kurang baik dan juga ada penurunan pendapatan, tetapi kami berkomitmen membangun tempat wisata ini untuk bisa lebih nyaman dan diminati oleh para wisatawan,” kata Heri.
Heri memaparkan rencana kedepan dari objek wisata Walini ini, salah satunya adalah memperbaiki kolam dan juga akan ada pembangunan cafetarian sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan juga ada pembangunan wisata Taman Kolecer.
“Pada saat kondisi new normal, kita belum bisa memikirkan ekspetasi yang terlalu berlebihan, yang penting survive saja dulu sudah bagus. Harapannya, kalau sudah kondisi normal, dengan penambahan wisata dan perbaikan sarana, akan lebih meningkatkan kunjungan,” ujar Heri.***
Editor: denkur