Catatan Diskusi “Sumber-Sumber Otoritarianisme dalam Budaya Politik Indonesia”

Kamis, 11 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Otoritarianisme bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.

DARA | Salah satu penyebab otoritarianisme yang paling terlihat adalah ulama. Pasalnya, ulama adalah pelayan umat dan teman dari pemerintah.

Demikian dikatakan Ketua Paramadina Institute for Ethics and Civilization (PIEC) Pipip A Rifai Hasan, Ph.D dalam Kajian Etika dan Peradaban ke-25 yang mengangkat tema “Sumber-Sumber Otoritarianisme Dalam Budaya Politik Indonesia”.

Diskusi berlangsung di Ambhara Hotel dan dimoderatori oleh Dr Rizki Damayanti, MA, Rabu (10/1/2024).

Menurut Pipip telah terjadi perubahan yang transformatif pada tahun 98 dalam Gerakan reformasi, dan berhasil mengubah sistem politik pancasila.

“Saya mengharap presiden Jokowi bisa menjadi satu pribadi baru atau tokoh baru yang diharapkan bisa merepresentasikan pemimpin yang tidak memiliki kecenderungan otoriter pada periode keduanya,” ujarnya.

Prof Dr Semiarto Aji Purwanto, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Indonesia melihat bahwa otoritarianisme bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang social sciences, political sciences, humanity, psychology, atau multidisiplinary approach.

“Secara khusus dilihat dari sudut pandang Antropologi, pengaruh dari luar yang masuk dan dijadikan kebudayaan jawa, bahkan muncul istilah bahwa raja sama dengan tuhan,” kata Aji.

Banyak hal yang mempengaruhi konsep kekuasaan yang sentralistik menjadi bagian penting dalam riwayat kekuasaan di Jawa yaitu pengaruh India melalui Mahabarata dan Ramayana atau Asta Brata, Hindu dan Budha, serta Islam dan tafsir Jawa.

“Karena pada dasarnya budaya politik di Indonesia sangat banyak macamnya, terlebih komunitas tradisional yang ada di Indonesia,” imbuhnya.

“Kecenderungan pimpinan otoriter ada di kelompok tribal terutama bigman, ataupun kelompok chiefdoms terutama pada individu dengan peringkat tinggi dan states terutama saat kontrol hukum melemah. Pada dewasa ini, ketika negara menganut prinsip demokrasi sudah mestinya otoritarianisme menghilang,” lanjutnya.

Aspek kontekstual menjadi bagian penting untuk melihat dinamika pelaku dan situasi yg menyelimutinya. Dalam kasus Indonesia kontemporer, faktor-faktor penguasaan politik dan ekonomi menjadi alasan munculnya otoritarianisme.

“Sebagai antropolog saya tidak hanya melihat sesuatu berdasar pada satu sisi, tetapi saya akan melihat dari berbagai sisi baik masa lalu, saat ini, dan yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1/2024).

Editor: denkur

Berita Terkait

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan, Peserta Kongres Ketua Definitif Hasil konferensi Bukan Plt yang Ditunjuk
Panggil Sejumlah Menteri, Presiden Prabowo Bahas Kondisi Global dan Strategi Nasional
Segera IPO dengan Kode MERI, Inilah Perjalanan Merry Riana Education dari Garasi Menuju Lantai Bursa
Angkat Potensi Rasa Nusantara, Bright Gas Kembali Hadirkan Bright Gas Cooking Competition 2025
Rapat Perdana Panitia Kongres PWI 2025: Visi Disatukan, Suasana Dijaga
Enervon Active Sukses Gelar Pesta Energi melalui Cardio Karaoke Party bersama Winky Wiryawan
KCCI Sukses Gelar Festival Oullim Korea di Jakarta dan Medan
Disaksikan Prabowo–Putin, Menkomdigi Perkuat Diplomasi Digital Lewat MoU dengan Rusia
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 17:18 WIB

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan, Peserta Kongres Ketua Definitif Hasil konferensi Bukan Plt yang Ditunjuk

Rabu, 25 Juni 2025 - 12:15 WIB

Panggil Sejumlah Menteri, Presiden Prabowo Bahas Kondisi Global dan Strategi Nasional

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:48 WIB

Segera IPO dengan Kode MERI, Inilah Perjalanan Merry Riana Education dari Garasi Menuju Lantai Bursa

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:42 WIB

Angkat Potensi Rasa Nusantara, Bright Gas Kembali Hadirkan Bright Gas Cooking Competition 2025

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:00 WIB

Rapat Perdana Panitia Kongres PWI 2025: Visi Disatukan, Suasana Dijaga

Berita Terbaru