Bumi Dalam Bahaya, Gunung Es Buang Miliaran Ton Air Tawar ke Laut

Kamis, 20 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Ist/Sindonews.com

Foto: Ist/Sindonews.com

Ilmuwan terus memantau bongkahan gunung es A68 yang berpisah dari Antartika pada 2017 lalu mulai mencair. Para peneliti kini sedang menghitung dampak buruk apa yang akan dialami bumi dengan mencairnya gunung es raksasa tersebut.


DARA – Gunung es yang disebut A68 oleh ilmuwan merupakan dataran es yang luasnya mencapai 6.000 kilometer persegi. Bongkahan es raksasa itu melepaskan diri dari Antartika pada tahun 2017 lalu. Dilansir Sindonews.com dari BBC, Kamis (20/1/2022).

Saat ini diketahui kalau gunung es A68 membuang lebih dari 1,5 miliar ton air tawar ke laut setiap hari. Para peneliti kini sibuk mencoba mengukur dampak A68 terhadap lingkungan.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas Leeds, sedang menghitung perubahan dimensi raksasa saat gunung es A68 bergerak ke utara dari Benua Putih, melalui Samudra Selatan dan naik ke Atlantik Selatan.

Ilmuwan sempat khawatir ketika A68 mendekati iklim yang lebih hangat di Wilayah Seberang Laut Inggris di Georgia Selatan.

Ada kekhawatiran pula bahwa gunung es itu mendarat di perairan dangkal di sekitarnya, menghalangi rute mencari makan jutaan pinguin, anjing laut, dan paus.

“Gunung es raksasa itu sempat menyentuh landas kontinen. Saat itulah gunung itu berbelok dan kami melihat sepotong kecil patah. Tapi itu tidak cukup untuk menenggelamkan A68,” kata Dr Anne Braakmann-Folgmann dari Leeds kepada BBC News.

Pada April 2021, A68 pecah menjadi beberapa potongan kecil yang tak terhitung jumlahnya yang berada di luar pelacakan. Tetapi dampak ekosistemnya akan bertahan lebih lama.

Masuknya air tawar hasil lelehan hgunung es itu juga akan mengubah arus lokal. Zat besi dan mineral yang terkandung dalam air tawar yang meleleh ke laut akan menjadi benih produksi biologis.

British Antarctic Survey berhasil menempatkan beberapa robot glider di sekitar A68 untuk memantau kondisi sebelum gunung es itu benar-benar hilang.

Ahli kelautan biologi Prof Geraint Tarling mengatakan, data yang diambil dari instrumen ini dan instrumen lainnya mengungkapkan beberapa fitur menarik. “Kami pikir ada sinyal yang sangat kuat dalam perubahan flora spesies fitoplankton di sekitar A68, dan juga dalam deposisi material yang sebenarnya ke bagian laut yang lebih dalam,” katanya kepada BBC News.

Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan Sindonwes.com dengan judul: Bumi Dalam Bahaya, Gunung Es A68 Buang 1,5 Miliar Ton Air Tawar ke Laut, Kamis 20 Januari 2022, pukul 19.02 WIB. 

Editor: denkur

Berita Terkait

Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang
Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi
KPK Ingatkan Istri Pejabat Kabupaten Bandung Jangan Dorong Suaminya Korupsi
Kejahatan Siber Capai Kerugian Rp476 Miliar
“War” Tiket Tambahan Undangan Upacara HUT Ke-80 RI di Istana Diserbu 142 Ribu Pengguna
KASAD Jenderal TNI Maruli Bersihkan Eceng Gondok Situ Bagendit
Dugaan Korupsi Kuota Haji, Mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Dicekal Bepergian ke Luar Negeri
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 13 Agustus 2025 - 18:20 WIB

Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:49 WIB

Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:45 WIB

Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi

Rabu, 13 Agustus 2025 - 11:50 WIB

KPK Ingatkan Istri Pejabat Kabupaten Bandung Jangan Dorong Suaminya Korupsi

Rabu, 13 Agustus 2025 - 10:56 WIB

Kejahatan Siber Capai Kerugian Rp476 Miliar

Berita Terbaru