BPBD Cianjur Waspadai dan Petakan Wilayah Rawan Bencana Kekeringan

Rabu, 29 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Jabarnews)

Ilustrasi (Foto: Jabarnews)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, melakukan pemetaan dan pengawasan terkait wilayah rawan bencana kekeringan melibatkan Relawan Tangguh Bencana (Retana) yang dibentuk di setiap desa.


DARA| CIANJUR – Kepala Seksi (Kasi) Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cianjur, Asep Sudrajat, mengungkapkan pihaknya masih menunggu surat resmi dari BMKG terkait dengan penetapan status siaga kekeringan di wilayah itu.

“Kami memprediksi musim kemarau di Cianjur akan terjadi pada Agustus hingga akhir September, sehingga pemetaan sudah dilakukan di 18 kecamatan dan 132 desa yang rawan terdampak kemarau, pengawasan melibatkan Retana yang ada di masing-masing wilayah rawan dan rentan,” kata Asep, kepada wartawan, Rabu (29/7/2020).

Asep menyebutkan, hingga akhir Juli, belum ada laporan baik dari kecamatan maupun desa yang mengalami kekeringan atau kesulitan air akibat kemarau.

Sedangkan tahun lalu pada bulan yang sama sudah banyak laporan wilayah yang terdampak kekeringan dan krisis air untuk pertanian dan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Pada pertengahan Juli 2019, sudah banyak laporan yang masuk dari desa maupun kecamatan terkait daerah yang mengalami kekeringan, namun tahun ini belum ada satupun laporan yang masuk terkait kekeringan,” katanya.

Bahkan untuk tahun ini, pihaknya memprediksikan ada penurunan jumlah daerah yang kekeringan karena tahun sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan pihak desa dan kecamatan bekerja sama dengan dinas terkait di pemkab, untuk membuat embung dan sumur bor sebagai upaya maksimal penanganan kekeringan, sehingga pasokan air untuk warga tetap aman dan tersedia.

“Tahun lalu ada 18 kecamatan dan 132 desa yang terdampak kekeringan, tahun ini diperkirakan jumlahnya akan menurun karena beberapa hari terakhir hujan deras masih turun di sejumlah wilayah di Cianjur, sehingga pasokan air di embung dan sumur bor yang ada masih bertambah,” katanya.

Meski siaga kemarau belum ditetapkan, namun pihaknya mengimbau warga dan relawan segera melaporkan jika mendapati wilayahnya mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk pertanian atau kebutuhan sehari-hari. Bahkan imbauan untuk siaga dan waspada bencana masih diberikan untuk wilayah rawan bencana longsor dan banjir.

“Kami mengimbau warga di wilayah rawan bencana mulai dari utara hingga selatan untuk tetap waspada bencana meskipun musim kemarau sudah masuk, namun pada sebagian wilayah hujan masih turun dengan intensitas sedang dan tinggi,” tandasnya.

 

Editor: Maji

Berita Terkait

Bupati Sukabumi: “Banyak Dampak Positif dari Energi Terbarukan”
DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1447 H
Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Cisewu Garut
Kejar Optimalisasi Layanan, Kepala Bapenda Jabar : Kami Siap Bekerja Keras
Setetes Darah Untuk Kemanusiaan, Polres Garut Gelar Bakti Kesehatan Donor Darah Dalam Rangka Hut Bhayangkara Ke-79
Aksi PNM Hijaukan Indonesia di Papandayan, Sebuah Program TJSL untuk Generasi Lestari
Rina Rosmaniar Dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi
Panggil Sejumlah Menteri, Presiden Prabowo Bahas Kondisi Global dan Strategi Nasional
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 21:19 WIB

Bupati Sukabumi: “Banyak Dampak Positif dari Energi Terbarukan”

Jumat, 27 Juni 2025 - 21:04 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1447 H

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:00 WIB

Kejar Optimalisasi Layanan, Kepala Bapenda Jabar : Kami Siap Bekerja Keras

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:38 WIB

Setetes Darah Untuk Kemanusiaan, Polres Garut Gelar Bakti Kesehatan Donor Darah Dalam Rangka Hut Bhayangkara Ke-79

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:36 WIB

Aksi PNM Hijaukan Indonesia di Papandayan, Sebuah Program TJSL untuk Generasi Lestari

Berita Terbaru