BMKG Waspadai Multibahaya, Ada Potensi Bencana Hidrometeorologi, Gempa Hingga Tsunami

Jumat, 15 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi tsunami (Foto: Pixabay/ayoyogja)

Ilustrasi tsunami (Foto: Pixabay/ayoyogja)

Sejak awal Oktober kemungkinan terjadinya multibahaya, akibat cuaca, gempa tsunami semakin meningkat. Bahkan, memasuki Januari, Februari, Maret masih ada juga. Puncak hidrometeorologi dikhawatirkan Januari Februari.


DARA – Demikian dikatakan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (15/1/2021).

Potensi kegempaan, lanjut Dwikorita, juga meningkat, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan.

Khusus soal gempa di Majene, Sulawesi Barat, Dwikorita mengatakan masih ada potensi gempa susulan. Bahkan, potensi gempa itu bisa mencapai kekuatan yang seperti terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi. Pasalnya, batuan sudah diguncang 28 kali dan sudah rapuh dengan pusat gempa ada di pantai.

“Memungkinkan terjadi longsor ke dalam laut, sehingga masih atau dapat berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya apabila pusatnya di pantai atau pinggir laut,” ujarnya seperti dikutip dara.o.id dari galamedianews.com, Jumat (15/1/2021).

Sementara itu, Koordinator Bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa bumi di Majene adalah gempa berulang dilihat berdasarkan sejarah gempa masa lalu.

“Sesar Naik Mamuju yang diduga sebagai sumber gempa Majene ini sangat aktif. Dari sebaran gempa utama dan susulan yang terjadi sejak 14-15 Januari, ada tiga yang bisa kita kenali sumbernya dan memiliki kesamaan dengan gempa masa lalu,” katanya.

Daryono mengatakan, gempa di Majene merupakan perulangan gempa pada 1969 karena dibangkitkan oleh sumber yang sama yaitu Sesar Naik Mamuju (Mamuju thrust). Namun, saat itu pusat gempa berada di laut, sehingga menimbulkan tsunami.

Berdasarkan data dan historis, telah terjadi tiga gempa dan tsunami merusak di sekitar Majene yaitu pada 11 April 1967 dengan magnitudo 6,3 di Polewali Mandar yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal.

Kemudian pada 23 Februari 1969 di Majene dengan magnitudo 6,9 menyebabkan 64 orang meninggal, 97 luka dan 1.287 rumah rusak di empat desa. Serta pada 8 Januari 1984 dengan magnitudo 6,7 di Mamuju namun tidak ada catatan korban jiwa tapi banyak rumah yang rusak.

Majene diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,2 pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 01.28.17 WIB. Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.

Dengan meningkatnya magnitudo gempa menjadi lebih besar 6,2 dari sebelumnya magnitudo 5,9 pada Kamis 14 Januari 2021, gempa kedua berdampak lebih merusak dan lebih luas cakupan dampaknya.

Daryono mencontohkan, jika kondisi bangunan dampak gempa kemarin sudah mengalami retak-retak atau rusak sebagian maka dengan terjadinya gempa yang lebih kuat ini dapat berdampak merusak lebih parah.

Seperti halnya gempa pertama, dampak gempa kedua pada Jumat dinihari itu menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan), sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)

“Ternyata benar, pagi tadi dilaporkan dampak gempa kedua menimbulkan lebih banyak bangunan rumah rusak di Majene dan juga Mamuju,” kata Daryono.

Sementara dilaporkan ada beberapa orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita luka-luka sebagai dampak gempa.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.

Sejak Kamis pukul 13.35.49 WIB hingga Jumat pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.***

Editor: denkur | Sumber: galamedianews.com

Berita Terkait

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan, Peserta Kongres Ketua Definitif Hasil konferensi Bukan Plt yang Ditunjuk
Panggil Sejumlah Menteri, Presiden Prabowo Bahas Kondisi Global dan Strategi Nasional
Segera IPO dengan Kode MERI, Inilah Perjalanan Merry Riana Education dari Garasi Menuju Lantai Bursa
Angkat Potensi Rasa Nusantara, Bright Gas Kembali Hadirkan Bright Gas Cooking Competition 2025
Rapat Perdana Panitia Kongres PWI 2025: Visi Disatukan, Suasana Dijaga
Viral, Geng Motor di Garut Aniaya Remaja
Satu Ruang Kelas di SMPN 4 Simpenan Ambruk, Kepsek Gercep Lapor ke Dinas Pendidikan
Enervon Active Sukses Gelar Pesta Energi melalui Cardio Karaoke Party bersama Winky Wiryawan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 17:18 WIB

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan, Peserta Kongres Ketua Definitif Hasil konferensi Bukan Plt yang Ditunjuk

Rabu, 25 Juni 2025 - 12:15 WIB

Panggil Sejumlah Menteri, Presiden Prabowo Bahas Kondisi Global dan Strategi Nasional

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:48 WIB

Segera IPO dengan Kode MERI, Inilah Perjalanan Merry Riana Education dari Garasi Menuju Lantai Bursa

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:42 WIB

Angkat Potensi Rasa Nusantara, Bright Gas Kembali Hadirkan Bright Gas Cooking Competition 2025

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:00 WIB

Rapat Perdana Panitia Kongres PWI 2025: Visi Disatukan, Suasana Dijaga

Berita Terbaru

JABAR

Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Cisewu Garut

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:29 WIB

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:18 WIB

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan

Rabu, 25 Jun 2025 - 19:42 WIB