DARA | GARUT – Mak Ijah (85), warga Kampung Cihurang RT 4/RW 7, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, malah bingung saat diberi uang pecahan Rp100 ribu. Ia malah bertanya ke petugas soal uang tersebut.
Mak Ijah jadi salah satu penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari dana desa. Ia mendapat uang sebesar Rp 600 ribu yang akan diberikan selama tiga bulan.
Saat petugas yang datang ke rumahnya memberi uang, Mak Ijah tak tahu ada uang pecahan Rp100 ribu. Ia sama sekali belum pernah mempunyai uang pecahan Rp 100 ribu.
“Artos naon ieu teh? (uang apa ini),” ujar Mak Ijah menanyakan kepada petugas, Sabtu (16/5/2020).
Mak Ijah berulang kali melihat uang yang dipegangnya. Ia nampak baru mengetahui ada uang pecahan Rp100 ribu. Mak Ijah lalu memanggil cucunya untuk memperlihatkan uang tersebut.
“Ieu artos sabaraha, nembe ninggal (Ini uang berapa, Mak baru lihat),” katanya kepada cucunya.
Mak Ijah merupakan salah satu warga yang hidup dengan segala keterbatasan ekonomi. Saking terlalu lama hidup dalam kemiskinan, Mak Ijah tak mengenali uang pecahan Rp100 ribu.
Sambil memegang uang BLT, Mak Ijah meneteskan air mata. Ia pun memeluk petugas yang memberi bantuan karena sangat bahagia.
Di rumah semi permanen dengan dinding bilik bambu itu, Mak Ijah tinggal seorang diri. Suaminya, sudah meninggal beberapa tahun lalu. Anaknya sudah tak tinggal satu rumah, namun masih di dekat rumah Mak Ijah.
Rumah berukuran 20 meter persegi itu, sudah banyak mengalami kerusakan. Saat hujan deras, air sering menetes dari atap rumah. Tak banyak barang yang terdapat di dalam rumahnya
Hanya terdapat lemari, tikar, dan kasur. Dapur rumahnya juga sangat sederhana dan masih memasak memakai kayu bakar. Meski begitu, Mak Ijah tak banyak mengeluh.
“Alhamdulillah masih punya rumah. Emak sudah enggak kerja. Sehari-hari diam di rumah. Buat makan suka dikasih sama anak atau tetangga,” ucapnya.***
Editor: Muhammad Zein