DARA | Suara kentongan yang ditabuh secara serempak oleh ratusan anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memecah kesunyian Obyek Wisata Pakuhaji, Desa Pakuhaji Kecamatan Ngamprah, Rabu (25/6/2025).
Suara itu seakan mengembalikan sebuah kenangan akan kebersahajaan alam pedesaan yang tenang dan damai.
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail sendiri mengakui jika suara kentongan tidak lekang oleh waktu, kendati di era digitalisasi.
Suara kentongan masih dipandang sebagai alat komunikasi yang cukup efektif di tengah-tengah masyarakat pedesaan.
Menurutnya, gagasan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengembalikan suara kentongan sebagai alat komunikasi bagi anggota Linmas, cukup tepat.
Suara kentongan yang ditabuh disaat-saat tertentu, dimaknai sebagai penyampaian sebuah informasi buat warga sekitarnya.
“Tentunya kita sangat mengapresiasi ketika kebudayaan lokal masih digerakkan. Jadi ketika Pak Kasat (Kepala Satpol PP,) mengembalikan ide (fungsi) kentongan, di acara Jambore, itu luar biasa,” kata Asep, usai memimpin apel Jambore Satlinmas KBB.
Asep menegaskan, kendati alat komunikasi di era digitalisasi ini canggih-canggih, namun tidak semua wilayah di KBB bisa menjangkaunya. Alat komunikasi seperti kentongan, ternyata masih bermanfaat sebagai alat komunikasi di lingkungan warga. Minimal bisa membangunkan warga disaat ada informasi penting.
Ia berharap, para anggota Linmas KBB bisa membangkitkan kembali penyampaian informasi yang ditandai dengan bunyi kentongan.
Selama ini, merekalah yang menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungannya.
“Insha Allah, saya akan ngobrol dengan Polres dan Kodim agar mengajak anggota memfungsikan kembali alat kentongan,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Asep juga mengapresiasi kinerja para anggota Linmas yang selama ini berupaya keras menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.
Sekalipun para anggota Linmas, banyak yang sudah berusia, namun semangatnya demikian tinggi. “Bahkan ada yang usianya sudah 86 tahun, tapi nggak mau diberhentikan (jadi Linmas),” tutur Asep.
Hal itu menunjukkan betapa mereka siap mengabdikan dirinya. Sejalan dengan itu, Asep mengatakan jika Pemkab Bandung Barat ke depannya akan berupaya memberikan reward kepada mereka.
“Kita akan lihat dulu, apakah fostur anggarannya memungkinkan untuk menaikkan insantifnya,” ujarnya.
Kepala Satpol PP KBB, Ludi Awaludin mengatakan jika Jambore Satlinmas ini merupakan agenda rutin tahunan. Selain sebagai ajang silaturhami, mereka digojlok berbagai pengetahuan dan wawasan.
Selama dua hari satu malam, mereka berkemah ria di tempat wisata tersebut, untuk menerima berbagai materi sebagai peningkatan kapasitasnya.
Jambore kali ini diikuti oleh perwakilan masing-masing desa sebanyak 4 orang, plus dari kecamatan 1 orang. “Total peserta Linmas dari 165 desa itu ada 660 orang, ditambah dengan anggota Satpol PP. Jadi total.peserta 786 personel,” tuturnya.***
Editor: denkur