Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global

Kamis, 19 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Rekaman penyamaran ungkap penderitaan massal dan risiko kesehatan di peternakan telur sistem kandang baterai di seluruh Asia

DARA | Asia, sebagai kawasan penghasil telur terbesar di dunia menjadi pusat dari investigasi global terbesar yang pernah dilakukan terhadap industri peternakan ayam petelur.

Investigasi ini dirilis oleh Open Wing Alliance (OWA)—koalisi yang terdiri dari hampir 100 organisasi perlindungan hewan, termasuk Animal Friends Jogja (AFJ)—bekerja sama dengan We Animals dan Reporters for Animals International.

Melalui rekaman penyamaran yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya, investigasi ini mengungkap kondisi mengenaskan di fasilitas produksi telur di 37 negara, termasuk Tiongkok, India, Indonesia, Israel, Georgia, Jepang, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki, dan Vietnam.

Temuan ini memperlihatkan praktik kekejaman terhadap hewan, lingkungan yang kotor, dan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat—semuanya terjadi dalam rantai pasok yang digunakan merek-merek makanan global ternama termasuk Zensho Holdings yang berbasis di Tokyo, Jepang dan Aeon yang berbasis di Melbourne, Australia.

Temuan Penting dari Asia:
● Ayam-ayam dijejalkan dalam kandang sempit, bahkan tidak lebih dari selembar kertas A4, tanpa ruang untuk berdiri, berputar, atau merentangkan sayap
● Ayam mati dan membusuk dibiarkan dalam kandang bersama ayam yang masih hidup
● Telur dikumpulkan dari permukaan yang dipenuhi kotoran sebelum masuk pasar
● Risiko penyakit sangat tinggi akibat kondisi kandang yang kotor dan penuh sesak

“Investigasi ini mengungkap besarnya penderitaan dalam rantai pasok perusahaan makanan besar di Asia,” ujar Jonathon Tree, Manajer Regional Asia-Pasifik dari Open Wing Alliance.

“Sistem kandang baterai bukan hanya tidak berperikemanusiaan, tetapi juga berpotensi menjadi sumber krisis kesehatan masyarakat berikutnya,” imbuhnya dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (19/6/2025).

Menanggapi temuan ini, Kintan Daeng, Manajer Kampanye Program Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan, Animal Friends Jogja, mengatakan temuan ini harus menjadi peringatan keras bagi perusahaan-perusahaan makanan di Indonesia. Sudah saatnya mereka beralih ke rantai pasok yang lebih beretika dan bebas dari penderitaan hewan.

Investigasi ini dirilis di tengah meningkatnya wabah flu burung di kawasan Asia, dengan kasus yang mulai menular dari hewan ke manusia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang peran peternakan intensif dalam penyebaran penyakit zoonosis.

Perubahan Mulai Terlihat di Asia:
● Produsen telur besar di Tiongkok dan India mulai memperluas kapasitas produksi dengan sistem peternakan bebas sangkar (cage-free).
● Merek-merek regional semakin mendapat tekanan untuk memenuhi standar kesejahteraan hewan internasional.
● Namun banyak korporasi masih mengambil keuntungan dari sistem yang usang dan tidak manusiawi, yang membahayakan manusia maupun hewan.

Organisasi anggota Open Wing Alliance di Asia yang memimpin upaya mengungkap kekejaman, mendorong perubahan kebijakan perusahaan, dan meningkatkan kesadaran publik, antara lain:
-Animal Friends Jogja (Indonesia)
-Animal Kingdom Foundation (Filipina)
-Animal Nepal (Nepal)
-Animal Rights Center Japan
-Animals Don’t Speak Human (Indonesia)
-Environment & Animal Society of Taiwan
-Korea Animal Rights Advocates
-Korean Animal Welfare Association
-People for Animals Uttarakhand (India)
-Planet for All (Hong Kong & Tiongkok)
-Sinergia Animal (Indonesia & Thailand)
-SPCA Selangor (Malaysia)

Sebagai bagian dari kampanye ini, lebih dari 100 tokoh publik di seluruh dunia telah menandatangani surat terbuka yang mendesak perusahaan makanan untuk menghapus sistem kandang baterai dari rantai pasokan mereka.

Konsumen, investor, dan regulator di Asia kini menuntut transparansi lebih besar serta standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi. Industri harus menjawab tuntutan tersebut.***

Tentang Animal Friends Jogja

Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia.

AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hewan yang Berhubungan dengan Departemen Informasi Publik PBB), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals (AFFA), Asia for Animals (AfA), dan Open Wing Alliance (OWA).

Pada tahun 2016, AFJ mulai mengampanyekan isu kesejahteraan hewan yang diternakkan dan menjadi LSM pertama yang menyuarakan isu tersebut di Indonesia.

Tentang Open Wing Alliance (OWA)

Didirikan pada tahun 2016 oleh The Humane League, Open Wing Alliance (OWA) adalah koalisi global yang terdiri dari hampir 100 organisasi perlindungan hewan di 75 negara di enam benua.

OWA memimpin perubahan dalam kesejahteraan hewan ternak di pasar global. Melalui kolaborasi, berbagi sumber daya, dan kekuatan kolektif, OWA bersatu untuk mengakhiri kekejaman terhadap ayam di seluruh dunia.

Hingga kini, OWA telah memperoleh lebih dari 3.000 komitmen perusahaan di dunia untuk menerapkan kebijakan kesejahteraan hewan yang lebih tinggi.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg
Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional
LRT Jabodebek Lakukan Peremajaan 12 Eskalator di Tiga Stasiun Demi Jaga Keselamatan dan Kenyamanan Pengguna
Mayat Pria di Samping Pangkalan Ojek Pasar Andir Bayongbong Garut Gegerkan Warga
Diplomasi Biru Indonesia di Konferensi Laut Dunia (UNOC3): Upaya Global Bagi Terumbu Karang Lestari yang Tahan Perubahan Iklim Demi Masa Depan Indonesia
Charge D’Affairs Kedubes Korea Bertukar Pikiran dengan Komunitas Hallyu di Acara Public Diplomacy Talks
Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:33 WIB

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:15 WIB

Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:49 WIB

Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:40 WIB

LRT Jabodebek Lakukan Peremajaan 12 Eskalator di Tiga Stasiun Demi Jaga Keselamatan dan Kenyamanan Pengguna

Rabu, 18 Juni 2025 - 23:17 WIB

Mayat Pria di Samping Pangkalan Ojek Pasar Andir Bayongbong Garut Gegerkan Warga

Berita Terbaru

CATATAN

GEOPOLITIK TIMTENG Rusia, antara Iran dan Ukraina

Kamis, 19 Jun 2025 - 15:02 WIB

Ilustrasi (Foto: Alodokter)

BANDUNG UPDATE

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Jun 2025 - 14:33 WIB