Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Garut terus mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan memberikan kemudahan pinjaman modal usaha.
DARA – Branch Manager Bank Syariah Indonesoa (BSI) KCP Garut, Dedi Irawan, mengatakan di masa pamdemi ini kebutuhan modal usaha sangat diperlukan.
Pihaknya, kata Dedi Irawan, akan membantu warga Garut untuk lebih mengembangkan usahanya dengan memberikan kemudahan pinjaman modal usaha.
Jenis usaha yang bisa dibantu permodalannya oleh BSI beraneka ragam, mulai dari perdagangan, pertanian, serta pelayanan jasa.
Menurut Dedi Irawan, pelaku usaha yang memiliki peluang pinjaman modal itu tidak hanya jenis usaha besar saja, namun juga untuk kalangan usaha kecil seperti pedagang jalanan dan pedagang keliling, juga warung-warung kecil yang ada di dalam gang.
Dedi menyebutkan, BSI memiliki banyak program dalam membantu permodalan usaha tersebut, salah satunya program kredit usaha rakyat (KUR). Dengan program kredit usaha rakyat (KUR) super mikro, para pedagang dan petani bisa meminjam modal untuk mengembangkan usahanya.
“KUR super mikro ini besarannya dari Rp5 juta sampai Rp10 juta. Bisa untuk pedagang kecil yang di jalan-jalan dan warung-warung kecil di dalam gang,” ujar Dedi, didampingi Staf Marketing Mikro BSI Garut, Yadi, Jumat (19/2/2021).
Dedi menuturkan, dengan KUR super mikro ini, para pengusaha kecil juga bisa terhindar dari bank keliling atau rentenir yang bisa menjerat dengan bunga tinggi.
Menurutnya, sejak BSI diresmikan pemerintah awal Februari 2021, BSI Garut telah berhasil memberikan pinjaman modal bagi para pelaku usaha kecil seperti pedagang jalanan di Garut dengan pinjaman modal berbeda-beda.
“Saat ini yang sudah dapat pinjaman modal itu diantaranya tukang cilok, bakso tahu, molen pinggir jalan, warung kecil di dalam gang, dan ada juga tukang sol sepatu,” ujarnya.
Namun begitu, lanjut Dedi, untuk kalangan usaha kecil yang ingin mendapatkan pinjaman modal usaha ini tentunya harus memenuhi persyaratan sesuai aturan yang berlaku.
“Untuk pinjaman ini sudah tentu ada syarat-syaratnya, termasuk ada BI checking,” katanya.
Berdasarkan hasil survei di lapangan, tambah Dedi, Kabupaten Garut cukup banyak pelaku usaha di bidang perdagangan dan pertanian yang sudah memiliki manajemen usaha cukup bagus. Namun secara keseluruhan, Kabupaten Garut memiliki potensi usaha yang cukup besar dan perlu didukung pengembangannya.
“Apalagi berdasarkan catatan perbankan Garut masuk zona aman,” katanya.
Bank Syariah Indonesia (BSI) sendiri merupakan nama baru dari gabungan atau merger tiga bank syariah BUMN. Ketiga bank tersebut diantaranya PT Bank BRIsyariah Tbk, PT. Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Sementara itu, salah seorang penggerak di bidang pertanian, perikanan dan peternakan di Kabupaten Garut, H. Lukman (49), mengaku sangat menyambut baik adanya penggabungan 3 bank syariah menjadi 1 bank syariah yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kabupaten Garut.
Lukman pun berharap, dengan hadirnya BSI di Kabupaten Garut ke depan harus mampu membantu dan menyelesaikan permasalahan akan kebutuhan modal bagi masyarakat yang usahanya bergerak di sektor-sektor riil, terutama kebutuhan pokok masyarakat.
“Jangan sampai mobilitas adanya bank ini kalah dengan non perbankan yang dikalangan masyarakat biasa disebut bank emok atau bank keliling yang dampaknya sangat menyengsarakan masyarakat kecil yang membutuhkan permodalan cepat untuk sektor usaha tersebut di atas, baik untuk petani, pembudi daya maupun peternak,” katanya.
Lukman menilai, maraknya pergerakan bank emok di hampir seluruh wilayah di Garut sudah banyak memakan korban rakyat kecil yang membutuhkan permodalan dengan cara yang instan.
Namun akibatnya, ujung-ujungnya rakyat bukannya berkembang perekonomiannya tapi malah lebih sengsara karena setiap bulan harus membayar bunga yang sangat besar dari pinjaman yang didapatkannya untuk modal.***
Editor: denkur