Padahal, ucap Irno, alangkah baiknya jika bangunan tribun Alun-alun itu tidak terlalu tinggi sehingga terlihat satu kesatuan dalam satu komplek.
DARA- Kawasan Alun-alun Garut dinilai kurang resapan air usai dilakukan renovasi, sehingga jika turun hujan apalagi dengan intensitas tinggi air akan langsung menggenang, bahkan bisa terjadi banjir.
Aktivis dan pemerhati parawisata dan lingkungan di Garut, Irno Sukarno Putra, mengatakan, saat ini di kawasan Alun-alun Garut dasarnya semua ditutup oleh lantai batu, sehingga jika turun hujan air langsung mengalir.
“Artinya tidak menyerap, berbeda kalau dipasangi paving blok,” ujarnya, Minggu (14/8/2022).
Irno juga mengkritik bangunan tribun bagian timur Alun-alun yang terlalu tinggi, sehingga bangunan rumah tahanan (rutan) terpisahkan. Padahal, ucap Irno, alangkah baiknya jika bangunan tribun Alun-alun itu tidak terlalu tinggi sehingga terlihat satu kesatuan dalam satu komplek.
Menurut Irno, Rutan merupakan kawasan atau komplek peninggalan jaman Belanda dan ada filosopinya. Bahkan mungkin di Indonesia atau di Jawa Barat tidak semua memilikinya atau memang tinggal beberapa tempat saja yang masih utuh.
“Disana kan ada pendopo rumah dinas bupati, ada kantor keresidenan gubernuran di sana juga ada mesjid dan rutan. Artinya, kira kira begini, kalau salah harus ke mesjid, jika tidak masuk mesjid, Ya masuk penjara,” ucapnya.
Irno menyebutkan, bukan hanya di kawasan Alun-alun saja, tetapi dibeberapa titik seperti di pemukiman penduduk, di jalan-jalan kecil atau gang juga saat ini sudah banyak yang di beton.
Makanya, lanjut Irno, tidak heran kalau di Garut sering terjadi banjir. “Baik itu yang disebut banjir cileuncang maupun banjir bandang,” katanya.
Menurut Irno, jika jalan di lingkungan pemukiman penduduk tidak ingin becek, tidak ingin terlihat kumuh, tentunya banyak cara untuk mengatasinya. Salah satunya dengan dipasang paving blok atau tidak harus menutup semua jalan pakai beton.
Editor: Maji