Stok Kedelai di Kota Bandung Aman, Pengrajin Teruslah Bikin Tahu dan Tempa

Kamis, 27 Mei 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kedelai (Foto: Okezone)

Ilustrasi kedelai (Foto: Okezone)

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung memastikan stok kacang kedelai untuk pengrajin tahu dan tempe di Kota Bandung dalam kondisi aman, sehingga pengrajin tahu tempe diminta untuk tidak melakukan aksi mogok produksi.


DARA – Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengungkapkan, pihaknya menerima informasi akan ada aksi mogok produksi oleh paguyuban tahu tempe selama tiga hari, 28-30 Mei 2021. Aksi tersebut lantaran adanya kenaikan harga kacang kedelai.

Elly mengakui, kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan. Semula, harga dipasaran Rp.9.200 per kilogram. Kini sudah merangkak naik di angka Rp.10.500 per kilogram.

“Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global. Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia. Hari ini tim kami sedang ke lapangan untuk duduk bersama dengan paguyuban. Harapan kami tidak ada mogok. Kita sedang berdiskusi dengan paguyuban. Apa harapan mereka dan solusi dari kita seperti apa,“ ujarnya, di Balai Kota Bandung, Kamis (27/5/2021).

Menurut Elly, ada beberapa penyebab kenaikan harga kacang kedelai secara global. Pertama, hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat. Saat ini di negara tersebut belum memasuki masa panen.

“Kemudian sudah ada permintaan dari China yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya,” ujarnya.

Akibatnya, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.

Meski begitu, Elly memastikan, pihaknya berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.

“Jadi diharapkan distributor kacang kedelai yang ada di kota Bandung menjual kacang kedelainya langsung kepada pengrajin. Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada biaya lagi yang membuat harga semakin mahal,” tegasnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga
Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg
Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional
Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global
Mayat Pria di Samping Pangkalan Ojek Pasar Andir Bayongbong Garut Gegerkan Warga
Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB
PosIND dan Bank Muamalat Luncurkan Layanan Tabungan Haji di Kantor Pos
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:39 WIB

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:33 WIB

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:15 WIB

Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:09 WIB

Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:49 WIB

Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global

Berita Terbaru

MANCANEGARA

Satu Abad Pers Revolusionder Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Jumat, 20 Jun 2025 - 09:52 WIB