Sebanyak 3.312 tenaga kesehatan di Jawa Barat mengikuti vaksinasi massal di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung, Sabtu (30/1/2021).
DARA – Vaksinasi yang dilakukan di 21 fasilitas kesehatan di Jawa Barat tersebut akan berlangsung hingga Senin (1/2/2021).
Dari 21 fasilitas kesehatan, tujuh diantaranya berlangsung di Kota Bandung.
Vaksinasi massal tersebut diinisiasi pemerintah sebagai upaya percepatan penyuntikan vaksin bagi tenaga kesehatan.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana pun optimistis vaksinasi bagi sumber daya manusia (SDM) kesehatan dapat selesai sesuai dengan arahan presiden, yakni minggu ketiga Februari.
“Saya optimis, karena kemarin sama Bu Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) sudah menghitungnya. Mudah-mudahan ini memercepat target kita untuk mencapai 100 persen tenaga kesehatan divaksinasi,” ujarnya, usai menghadiri vaksinasi di Poltekkes Bandung, hari ini.
Optimisme ini muncul lantaran adanya dukungan 500 orang lebih tenaga vaksinator dan 191 fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Hal ini memunculkan rasa percaya diri pihaknya guna menuntaskan target vaksinasi.
Di tempat sama, Kadinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengemukakan, hingga 29 Januari, sudah lebih dari 60 persen SDM kesehatan di Kota Bandung menjalani vaksinasi.
“Sampai kemarin sudah hampir 14 ribu nakes. Jadi sekitar 60 sekian persen, memang sesuai target,” tuturnya.
Dengan capaian yang telah diraih saat ini, Ahyani optimis jika vaksinasi bagi SDM kesehatan di Kota Bandung akan selesai sesuai target.
“Target kita, minggu ke-3 sudah selesai dosis satu dan dosis dua bagi SDM Kesehatan. Untuk tahap kedua, langsung,” ujarnya.
Sedangkan bagi para SDM kesehatan yang tidak bisa vaksin sesuai jadwal karena ada penyakit komorbid, maka mereka akan dijadwal ulang.
“Itulah kenapa ada massal seperti ini supaya dia bisa punya kesempatan hadir, jadi menutup kekurangan-kekurangan yang ada di fasilitas kesehatan,” tuturnya.
Setelah SDM kesehatan, Ahyani mengutarakan, vaksinasi akan dilanjutkan kepada para tenaga pelayanan publik. Diantaranya, anggota TNI/Polri, tenaga pendidik, baik guru maupun dosen, serta profesi yang sifatnya berisiko tinggi terpapar Covid-19.***
Editor: denkur