Mengapa 10 Oktober Diperingati Sebagai Hari Kesehatan Mental Dunia? Simak Berita Ini

Sabtu, 10 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hari Kesehatan Mental Dunia (Foto : Nusa Daily)

Hari Kesehatan Mental Dunia (Foto : Nusa Daily)

Sejak 10 Oktober 1992, tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Dunia atau World Mental Health Day. Peringatan ini digagas oleh Badan Kesehatan PBB, World Health Organization (WHO).


DARA| BANDUNG- Melalui peringatan Hari Kesehatan Jiwa Dunia, masyarakat diajak untuk kembali menyadari sebuah persoalan di masyarakat yang belum banyak mendapatkan perhatian, yaitu kesehatan jiwa.

Menurut WHO kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan. Hampir 1 miliar di dunia memiliki gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.

Dan saat ini, miliaran orang di seluruh dunia kini tengah menghadapi pandemi Covid-19, yang secara tidak langsung berdampak lebih jauh pada kesehatan mental masyarakat. Namun, sedikit orang di dunia yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas.

Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, lebih dari 75% orang dengan gangguan mental, neurologis, dan penyalahgunaan zat tidak menerima pengobatan sama sekali untuk kondisi mereka.

Akses terbatas ke perawatan kesehatan mental yang berkualitas dan terjangkau di dunia sebelum pandemi, dan kini semakin berkurang karena masyarakat dunia sedang beruang bersama melawan Covid-19.

Padahal pada situasi pandemi seperti saat ini, tentu berpotensi menaikan jumlah orang denagn gangguan mental. Pasalnya saat pandemic seperti saat ini memaksa orang-orang mengubah kebiasaannya dalam menjalani hari.
Kondisi ini tentu saja bisa menyebabkan stres. Bagi orang-orang yang terdampak lebih jauh akan memgganggu kesehatan mentalnya.

Maka dari itu, pada Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, WHO, bersama dengan organisasi mitra, United for Global Mental Health dan World Federation for Mental Health, menyerukan peningkatan besar-besaran dalam investasi kesehatan mental.

“Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah kesempatan bagi dunia untuk berkumpul dan mulai memperbaiki pengabaian terhadap kesehatan mental,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Kami sudah melihat konsekuensi pandemi COVID-19 pada kesehatan mental masyarakat, dan ini baru permulaan. Kecuali jika kami membuat komitmen serius untuk meningkatkan investasi dalam kesehatan mental saat ini, konsekuensi kesehatan, sosial, dan ekonomi akan berdampak luas,” ujarnya, seperti dilansir bosscha.id

Meski pada awalnya, Hari Kesehatan Mental Dunia tidak memiliki tema khusus, namun sejak pertama kali diperingati 28 tahun yang lalu, tujuan awal peringatan ini, secara umum itu untuk mengampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental atau kesehatan jiwa.

Dalam tiga tahun pertama, salah satu kegiatan utamanya adalah hadir dalam siaran televisi selama dua jam yang dilakukan secara global melalui sistem satelit agen informasi AS dari studio-studio di Talahassee, Florida.

Pada tahun 1994, atas saran Sekretaris Jenderal Eugene Brody saat itu, tema Hari Kesehatan Mental Sedunia ditentukan untuk pertama kalinya, yaitu “Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia”.

Pada tahun 1995 berbagai acara internasional dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental, mulai dari rangkaian acara selama sebulan di Mesir, hingga konferensi yang diadakan oleh Federasi Prancis untuk Kesehatan Mental di Kementerian Kesehatan, hingga sebuah perayaan komunitas di Kepulauan Mikronesia kecil di Pasifik. Setelah itu setiap tahun, Hari Kesehatan Mental Sedunia kemudian diperingati dengan tema.

Jenis gangguan mental
Dikutip dari halodoc.com, kesehatan mental dipengaruhi peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Kinerja Dinilai Positif, Bapenda : Dukungan KDM Berperan Penting
Nobar Persib di Garut, Polres Siagakan Petugas di Sejumlah Tempat
Berkeliaran saat Jam Pelajaran Belasan Pelajar SMA Diamankan Satpol PP Bandung Barat
Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi
Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital
Setia pada Lilin, Bukan Printing: Dimas Batik Jadi Penjaga Terakhir Batik Tulis Tasikmalaya
Gandeng Merry Riana, Manzone Perdana Keluarkan Koleksi Unisex
Dua Universitas Kelas Dunia Hadir di Bandung, DLI Siap Tawarkan Pendidikan Global di Tanah Air
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:30 WIB

Kinerja Dinilai Positif, Bapenda : Dukungan KDM Berperan Penting

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:32 WIB

Nobar Persib di Garut, Polres Siagakan Petugas di Sejumlah Tempat

Kamis, 8 Mei 2025 - 14:39 WIB

Berkeliaran saat Jam Pelajaran Belasan Pelajar SMA Diamankan Satpol PP Bandung Barat

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:07 WIB

Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:03 WIB

Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital

Berita Terbaru