Buku Spirit Sabilulungan Bupati Bandung H. Dadang M. Nasser, S.H, S. IP dan 10 Alternatif Pola Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, resmi menjadi referensi yang diakui Kemendikbud.
DARA| BANDUNG- Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. H. Juhana, M.M.Pd, sepuluh alternatif pola Belajar dimasa Pandemi covid 19 tersebut sudah pernah diberlakukan ketika bencana gempa bumi yg terpusat di Pangalengan dan Kertasari, beberapa tahun yang lalu. Bahkan sudah biasa diberlakukan didaerah banjir Dayeuhkolot dan Baleendah.
Bedanya dengan yang sekarang saat Pandemi covid-19, implementasinya terfokus pada protokol kesehatan (pake masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun dan cek suhu). Iya kan pertimbangan utama pembelajaran adalah kesehatan jasmani rohani siswa dan guru.
“Kami bersyukur dan bahagia, buku Spirit Sabilulungan yang ditulis Dadang M. Naser dan 10 Alternatif Pola Belajar dimasa Pandemi covid 19, dua program tersebut resmi diakui kemendikbud sebagai Referensi Pedoman Pembelajaran Pada Masa Covid 19 di NKRI ini,” ujar Juhana Selasa (15/7/2020).
Juhana menjelaskan, alternatif pola pembelajaran ini dalam kontek Adaptasi Kebiadaan Baru (AKB) atau dikenal New Normal yaitu :
– Belajar secara penuh di sekolah dengan adaptasi kebiasaan Baru (beresiko tinggi)
– Belajar disekolah paruh hari dan Belajar Dari Rumah (BDR) dengan daring
– Belajar disekolah dengan paruh Hari, Paruh Jampel, dan BDR secara daring.
– Belajar disekolah dengan paruh Hari, paruh Jampel dan BDR dengan modul
– BDR dengan daring, Modul dan Guru Kunjung
– Belajar Pola SMP Terbuka
– Belajar Pola Pendidikan Kesetaraan (paket A,B,C)
– Kelas Khusus untuk siswa cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI), kelas seni /Olahraga/robotik/Hafiz Qur’an, anak berkebutuhan khusus (ABK) dsb.
– Belajar disekolah Berasrama ( Boarding Schkool) atau sekolah berbasis pesantren ( SBP)
– Home Schkooling.
Juhana, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung (Foto : dok/ist)Diutarakan Juhana, Sabilulungan Studysaster adalah sebuah program yang diterapkan Pemkab Bandung melalui Dinas Pendidikan Kab. Bandung ditengah Pandemi covid 19.
”Sabilulungan artinya Seia-sekata atau saling tolong menolong. Dalam hal ini kerjasama antara peserta didik, Guru, sekolah, orangtua, akademisi, Start Energy Geotermal, pengusaha(BJB), LSM Save the cildren, aparat TNI POLRI, Dinas/Badan/lembaga dalam pemerintahan, media masa, stakeholder lainnya dan Lingkungan (ekosistem pendidikan) atau dikenal dengan istilah “penta helich” pendidikan.
Istilah studysaster diambil dari akronim study dan Disaster yang dalam bahasa Indonesia berarti Belajar dan Bencana. Jadi Studysaster adalah Belajar dimasa Bencana. Dengan demikian Sabilulungan Studysaster merupakan model pembelajara New Normal berlandaskan kerjasama yang Sinegis pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru ( AKB) dimasa Pandemi covid 19,“ papar Juhana.
Model Pembelajaran Sabilulungan Studysaster, lanjut Juhana menghasilkan produk berdasarkan Minat Bakat dan kempuan peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungan terdekat ( Berbasis kearipan Lokal). Produk tersebut bisa berupa karya ilmiah/tulis, Teknologi tepat guna (TTG) cerpen, video, poto, poster, komik dan lain lain, papar Juhana.
Editor : Maji