Emil Sebut Tiga Hal Ini Jadi Kunci Pembangunan Indonesia

Senin, 22 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. (Foto: Humas Pemprov Jabar)

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. (Foto: Humas Pemprov Jabar)

“Kita melihat bahwa pembangunan bukan hanya domain pemerintah. Oleh karena itu, pembangunan harus ada kolaborasi, kemudian inovasi karena tantangan berubah-ubah seperti Covid-19 saat ini,” ujar Ridwan Kamil.


DARA | BANDUNG – Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil berpendapat bahwa kunci pembangunan Indonesia yaitu kolaborasi, inovasi, dan desentralisasi.

Demikian dikatakan pria yang akrab diapa Emil saat menjadi pembicara dalam rogram Pendidikan Reguler Angkatan LXI Tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI via video conference dari Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Senin (22/6/2020).

“Kita melihat bahwa pembangunan bukan hanya domain pemerintah. Oleh karena itu, pembangunan harus ada kolaborasi, kemudian inovasi karena tantangan berubah-ubah seperti Covid-19 saat ini. Dan yang ketiganya, saya tidak terlalu pro pada pemusatan. Menurut saya Indonesia yang kompleks ini manajemen yang baik adalah manajemen desentralisasi untuk apapun,” ujar Emil.

Emil mencontohkan bagaimana penanganan Covid-19 dengan metode PCR tidak hanya dilakukan Pemerintah Pusat. Daerah-daerah di Indonesia, khususnya Jabar, melakukan pengetesan Covid-19 dengan metode PCR secara masif.

“Karena kita meyakini apabila tes Covid-19 terpusat di Jakarta itu pasti akan kerepotan. Jadi, poin saya adalah Indonesia yang penuh dinamika ini, desentralisasi manajemen menurut saya itu adalah sebuah konsep yang pas,” terangnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jabar menerapkan Birokrasi 3.0 atau Dynamic Government, dan konsep Penthahelix dalam setiap proses pembangunan.

Birokrasi Dinamis merupakan pola pembangunan yang kolaboratif yang memungkinkan keterlibatan semua pemangku kepentingan, di luar Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kemudian, dengan mempraktikkan konsep Penthahelix, Pemda Provinsi Jabar menggandeng lima unsur, yaitu ABCGM (Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media), dalam setiap proses dan kegiatan pembangunan.

“Pada Birokrasi 3.0 atau Dynamic Government, Jawa Barat sedang melakukan itu. Jadi, artinya 3.0 ini mengajak semua elemen yang mencintai Jawa Barat untuk bergabung menjadi elemen-elemen dengan fungsi kebirokrasian. Itulah Birokrasi 3.0, di mana kami melakukan kolaborasi dan dinamis,” tuturnya.

Pihaknya pun merangkul berbagai elemen tersebut, sehingga dinas-dinas di Jawa Barat masing-masing punya penasehat atau staf ahli yang berasal dari aktivis, komunitas, pebisnis, dan akademisi sebagai pemberi masukan.

Emil mengatakan, sebagian pemerintahan di Indonesia saat ini masih menerapkan Birokrasi 1.0 dan 2.0. Birokrasi 1.0 adalah manajemen birokrasi yang berdasarkan pada aturan atau rule based government. Maka, dalam birokrasi ini kegiatan pembangunan akan dilakukan apabila aturannya ada.

“Kemudian mayoritas (pemerintahan) di Indonesia saat ini dalam pandangan kami ada di Birokrasi 2.0, yaitu berdasarkan performance based atau kinerja, ada award Adipura, berbagai penghargaan, dan lainnya. Jadi sifatnya reward-punishment, tapi birokrasinya masih menganggap bahwa semua urusan adalah urusan birokrasi, itu kelemahannya sehingga tidak kolaboratif,” jelasnya.

Program Pendidikan Reguler Angkatan LXI Lemhanas kali ini mengangkat tema ‘Kompetensi Birokrat di Daerah dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’. Menurut Emil, seorang birokrat mesti bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada apabila ingin sukses dan menjadi pemenang zaman.

“Tentang kompetensi birokrat. Intinya bahwa kita ini mencoba untuk selalu relevan. Siapa yang tidak mau berubah dia pasti ketinggalan, siapa yang konsisten melakukan perubahan dan beradaptasi dia akan relevan dan menjadi pemenang,” katanya.

Maka dari itu, Emil menekankan, ASN Jabar harus memiliki tiga nilai, yakni berintegritas, melayani dengan sepenuh hati, dan profesional.

“Di Jawa Barat kami selalu menekankan tiga hal kepada ASN bahwa satu, jaga integritas, kembali ke niat awal untuk menghindari godaan-godaan. Kedua, selalu melayani, karena risiko menjadi birokrat itu harus melayani,” pungkasnya.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Hiburan Digital Kian Melekat, Gen Z Jadi Motor Utama Pertumbuhan Content Creator
Hari Keenam Pencarian, Dua Mahasiswa IKOPIN Terseret Ombak di Pantai Puncak Guha Belum Ditemukan
FKDM Kabupaten Bandung Mantapkan Peran Strategis Pengurus Lewat FGD Peningkatan Kapasitas Pengurus
Lulusan SMK tidak Sebanding dengan Lapangan Kerja, Apa Kata Pengamat?
Urusan Ketenagakerjaan Persoalan Komplek, Disnakertrans Bandung Barat Kupas Tuntas dalam Forum Kolaborasi
Kasus Dugaan Korupsi Mobil Covid, Kantor Dinkes Bandung Barat Digeledah Kejaksaan
Hari Anak Nasional, LRT Jabodebek Menjadi Ruang Tumbuh Anak Lewat Edutrain
Menteri PKP dan Gubernur Jabar Ingatkan Masyarakat Jauhi Rentenir, Manfaatkan Pembiayaan Resmi

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 12:46 WIB

Hiburan Digital Kian Melekat, Gen Z Jadi Motor Utama Pertumbuhan Content Creator

Minggu, 27 Juli 2025 - 11:41 WIB

Hari Keenam Pencarian, Dua Mahasiswa IKOPIN Terseret Ombak di Pantai Puncak Guha Belum Ditemukan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 23:06 WIB

FKDM Kabupaten Bandung Mantapkan Peran Strategis Pengurus Lewat FGD Peningkatan Kapasitas Pengurus

Jumat, 25 Juli 2025 - 17:24 WIB

Lulusan SMK tidak Sebanding dengan Lapangan Kerja, Apa Kata Pengamat?

Kamis, 24 Juli 2025 - 15:50 WIB

Urusan Ketenagakerjaan Persoalan Komplek, Disnakertrans Bandung Barat Kupas Tuntas dalam Forum Kolaborasi

Berita Terbaru

CATATAN

ISRAEL MAKIN TERJEPIT Inggris di Ambang Akui Palestina

Sabtu, 26 Jul 2025 - 23:14 WIB