Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet kelengkapan sekolah seperti buku, tas dls, tahun ajaran baru 2020/2021 sekarang ini, sepi. Boleh jadi itu terpengaruh suasana pandemi corona.
DARA | CIANJUR – Belum adanya kepastian dari pemerintah soal kapan kebijakan belajar di rumah berakhir juga mempengaruhi geliat penjualan sejumlah kebutuhan alat sekolah.
Fani Ampiyani (40) seorang penjual alat kelengkapan sekolah, mengatakan akibat kondisi tersebut berdampak pada menurunnya penjualan hingga 90 persen.
Fani mengungkapkan, sepinya penjualan mulai sepi pembeli sejak diberlakukannya belajar di rumah pada Maret 2020.
“Penjualan seragam sekolah dan perlengkapan lainnya turun drastis dibanding tahun lalu,” Kata Fani, pemilik Toko Berkah, kepada wartawan, Senin (22/6/2020).
Fani mengungkapkan, masyarakat mengurungkan niat untuk belanja kebutuhan sekolah karena masih menunggu soal kepastian sekolah dibuka.
“Namun, masih ada waktu hingga Juli. Mudah-mudahan ada peningkatkan di penjualan nanti,” ucap Fani
Pedagang lain Ujang (35) mengaku, jelang penerimaan siswa baru tahun ini, ia tak belanja khusus.
Padahal, di momen seperti sekarang ini (tahun ajaran baru) ia selalu belanja banyak untuk kebutuhan barang dagangan.
“Tapi, sekarang stok masih banyak. Apalagi buku dan seragam sekolah. Jadi, mau dihabiskan dulu stok yang ada,” ujar Ujang.
Diakuinya, pemberlakuan belajar di rumah imbas dari pandemi corona cukup memengaruhi keberlangsungan usahanya,
Karena itu, Ujang berharap, wabah segera berlalu agar sekolah bisa kembali aktif seperti sedia kala.
“Kalau terus-terusan kondisinya seperti ini, kami bisa semakin merugi, omzet terus-terusan merosot,” imbuhnya.***
Editor: denkur