Untuk penyajiannya masih tradisional, yakni dibungkus dengan daun pisang menjadikan aroma dan rasa yang khas. Bahkan, rasanya yang manis dan gurih membuat rogan soup selalu menjadi pilihan warga untuk berbuka puasa,” kata Mpat.
DARA | CIANJUR– pandemi Covid-19 berdampak juga pada usaha kuliner. Untuk tetap bertahan ditengah pandemi, sejumlah pengusaha kuliner di Cianjur, Jawa Barat memaksimalkan penjualan dengan sistem daring.
Satu di antaranya, pengusaha kuliner Rogan Soup (Roti Degan), Mpat Kurniawati yang menjual penganannya itu melalui aplikasi ojek online, media sosial dan WhatsApp.
Rogan soup adalah satu di antara kuliner khas Cianjur di saat Ramadan dan kerap menjadi menu pelengkap dan buruan masyarakat menjelang buka puasa. Citra rasanya yang manis, kolaborasi antara buah degan (kelapa muda), roti, kolang kaling, kacang hijau dan di guyur kuah santan membuat rogan soup yang di banderol dengan harga Rp14 ribu per menjadi kudapan wajib saat berbuka puasa.
“Untuk penyajiannya masih tradisional, yakni dibungkus dengan daun pisang menjadikan aroma dan rasa yang khas. Bahkan, rasanya yang manis dan gurih membuat rogan soup selalu menjadi pilihan warga untuk berbuka puasa,” kata Mpat saat ditemui di kediamannya di seputaran Jalan Slamet, Rancabali, Cianjur, Minggu (26/4/2020).
Rogan Soup (Roti Degan),makanan cocok dilidah saat buka puasa (Foto : purwanda/dara.co.id)Mpat mengungkapkan, untuk proses pembuatan rogan soup cukup sederhana, setelah bahan bahan-bahan dibungkus menggunakan daun pisang, kemudian di guyur dengan kuah santan bercampur susu, langsung di bungkus rapat, kemudian di masukan ke dalam panci untuk di kukus selama lebih kurang 20 menit. “Setelah dirasa matang, dan warna daun pisang berubah rogan soup pun siap disajikan,” ucap Mpat.
Dalam sehari, lanjut Mpat, dirinya mampu menjual ratusan bungkus rogan soup. “Meskipun penjualan langsung berkurang, tapi penjualan secara online sangat membantu. Kita juga membantu para ojek online untuk jasa pengantaran,” tandasnya.
Editor : Maji