Ribuan Orang Tinggalkan Jakarta, Ini Kata Presiden

Senin, 30 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Joko Widodo (Foto: screenshot tribunnews)

Presiden Joko Widodo (Foto: screenshot tribunnews)

Ribuan orang mulai tinggalkan Jakarta. Berbondong-bondong pulang kampung, diangkut 876 bus antarprovinsi. Apa yang terjadi? Ini kata Presiden Joko Widodo.


DARA | JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan, berdasarkan laporan, pergerakan arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya. Terutama sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta. Mereka umumnya para pekerja informal di Jabodetabek. Pulang kampung menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, serta ke Jawa Timur.

“Selama delapan hari terakhir ini tercatat ada 876 armada bus antarprovinsi yang membawa kurang lebih 14 ribu penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY,” kata presiden dalam rapat terbatas yang disiarkan secara live, dikutip dari detikcom, Senin (30/3/2020).

Jokowi juga mengatakan, angka itu diakumulasikan dengan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi atau moda transportasi lainnya. Presiden minta agar ada pergerakan untuk membatasi jumlah orang yang berpindah ke tempat lain.

Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi massal lainnya misalnya kereta api maupun kapal, dan angkutan udara serta menggunakan mobil pribadi.

“Karena itu ada beberapa hal yang ingin saya tekankan, yang pertama fokus kita saat ini adalah mencegah meluasnya COVID-19 dengan mengurangi atau membatasi pergerakan orang dari satu tempat ke tempat yang lain,” tutur Jokowi.

Lalu apa sebenarnya alasan mereka segera tinggalkan Jakarta untuk pulang ke kampung halamannya?

Jokowi mengatakan, warga terpaksa pulang kampung karena penghasilan mereka sebagai pekerja informal di Jabodetabek menurun, imbas kebijakan terkait virus Corona.

Para pekerja informal itu, kata Jokowi, tidak lagi punya penghasilan karena adanya kebijakan bekerja hingga sekolah di rumah. “Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap darurat, yaitu kerja di rumah, sekolah di rumah, dan ibadah di rumah,” imbuhnya.

Jokowi minta percepatan program perlindungan sosial bagi para pekerja informal tersebut. Kebutuhan sehari-hari para pekerja harian itu tetap bisa terpenuhi di tengah pandemi ini.***

Sumber: detikcom

Berita Terkait

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025
Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan
ASUS Luncurkan Produk Expert Series dengan TKDN di Atas 40%
Tenaga Kerja Asing dan Hubungan Indonesia-China
Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi
Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital
Manfaatkan Energi Surya: Desa Keliki Bali Jadi Inspirasi Global
Setia pada Lilin, Bukan Printing: Dimas Batik Jadi Penjaga Terakhir Batik Tulis Tasikmalaya
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:12 WIB

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:32 WIB

Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:20 WIB

ASUS Luncurkan Produk Expert Series dengan TKDN di Atas 40%

Kamis, 8 Mei 2025 - 10:35 WIB

Tenaga Kerja Asing dan Hubungan Indonesia-China

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:07 WIB

Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi

Berita Terbaru

CATATAN

ABNORMAL GAZA Israel, dan Dunia tanpa “Polisi”!

Senin, 19 Mei 2025 - 20:35 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

HMI Sukabumi Gelar Demo, Ketua Komisi V Bilang Begini

Senin, 19 Mei 2025 - 18:22 WIB