Tips Atasi Ular di Permukiman

Jumat, 27 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto-foto: Humas Jabar

Foto-foto: Humas Jabar

Populasi terbanyak ular hijau ekor merah berada di Tanah Pasundan. Ular masuk ke permukiman karena mencium banyak makanan. Ular yang masuk sebenarnya, tidak hanya ular kobra.

 

FENOMENA munculnya berbagai jenis ular, terutama ular kobra, di sejumlah permukiman, termasuk Jawa Barat, membuat masyarakat waswas. Apalagi, ular kobra dikenal agresif dan memiliki racun yang mematikan.

Pencinta ular, Andi Yudha, berpandangan bahwa salah satu penyebab kehadiran fenomena tersebut adalah keterlambatan musim hujan. Sehingga, telur ular kobra yang mestinya rusak karena jamur, matang dan menetas dengan sempurna.

“Ada keterlambatan musim hujan. Yang harusnya bulan September mundur ke Desember. Jadi, telur-telur yang mestinya rusak karena berjamur, malah matang dan menetas,” kata Andi dalam Tepas (Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat), di Gasibu, Kota Bandung, Jumat (27/12/19).

Andi mengingatkan, ada ular berbisa, selain kobra, yang kerap masuk muncul saat musim hujan. Salah satunya, ular hijau ekor merah.

Dia pun menyebut populasi terbanyak ular hijau ekor merah berada di Tanah Pasundan. “Ular masuk ke permukiman karena mencium banyak makanan. Ular yang masuk sebenarnya, kalau boleh diinformasikan, tidak hanya ular kobra. Di Indonesia, ada enam ular berbisa cukup terkenal. Mulai dari king kobra, kobra, ular tanah, welang, weling dan hijau ekor merah.”

Ia juga memberitahukan, yang banyak di Jawa Barat adalah ular hijau ekor merah. “Jadi, enggak semua ular hijau berbisa. Tapi ular hijau ekor merah bahkan matanya merah dan itu ketika musim hujan banyak keluar.”

Pada acara tersebut, Andi memaparkan sejumlah tips manakala menghadapi ular di permukiman. Pertama adalah tenang.

Setelah itu, kita harus memerhatikan bentuk ular dan melihat ke mana ular bergerak. “Kalau dia bergerak kita titip orang yang berada di situ, kita cari informasi keberadaannya, dan kalau perlu ditunjukkan larinya ke mana agar ketahuan orientasinya ke mana. Saat mengontak rescue damkar bisa diketahui tempatnya,” kata dia.

Jika bertemu ular berbisa, entah itu kobra dan ular hijau ekor merah, kita mesti menjaga jarak membuat ular berpindah lokasi dan membaca karakteristik ular. Andi mencontohkan ular kobra yang kerap menyemprotkan bisanya.

“Ketika kita tahu itu ular kobra, pakai kacamata dan jaga jarak sampai 2 meter. Mulainya dari dorong-dorong dan dijauhkan dari lubang-lubang, dan pilih tempat terbuka. Kalau punya karung dan sarung, tutup. Nanti kelihatan kepalanya dan tekan. Masukin ke ember dan tutup,” ujarnya.

Terakhir, jika kita tergigit ular berbisa, sebisa mungkin tetap tenang. Tujuannya supaya racun ular tidak mengalir cepat ke jantung sekaligus menghambat kerusakan saraf.

“Jika tergigit, sekali lagi, tetap tenang, karena yang terpenting jangan ada gerakan-gerakan yang membuat aliran darah itu makin cepat ke jantung. Kemudian, merebahkan tubuh sambil menunggu bantuan datang. Dengan cara tenang, aliran darah tidak cepat mengalir dan menghambat kerusakan kepada jantung,” katanya.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga
Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional
Hari Jadi Bandung Barat ke-18, Jeje Ritchie Ismail Ajak ASN Persembahkan Kado Terbaik
Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB
Jelang Hari Jadi KBB ke-18, Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat Ziarah ke Makam Para Pendiri Bandung Barat
OYO Bagi-Bagi Diskon Menginap Hingga 75 Persen Selama Periode Libur Sekolah
Terus Kembangkan Suplai ke Timur Indonesia, WSBP Selesaikan Pengiriman Produk Square Pile Proyek Kantor Majelis Rakyat Papua
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:39 WIB

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:33 WIB

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:09 WIB

Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:17 WIB

Hari Jadi Bandung Barat ke-18, Jeje Ritchie Ismail Ajak ASN Persembahkan Kado Terbaik

Rabu, 18 Juni 2025 - 18:24 WIB

Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Pemkot Sukabumi Gelar Dialog Advokasi Percepatan ODF

Jumat, 20 Jun 2025 - 17:59 WIB

MANCANEGARA

Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Jumat, 20 Jun 2025 - 09:52 WIB