Guru harus siap menghadapi perubahan. Perubahan itu antara lain terjadinya digitalisasi pendidikan, yang mengubah fundamental dunia pendidikan. Maka kelas bukan satu satunya tempat belajar, dunia virtual telah menjadi kampus baru. Bagaimana guru harus bersikap pada kondisi ini?
DARA | CIREBON – Mutu pendidikan di Jabar, harus meningkat. Salah satu indikator peningkatan mutu itu adalah Ujhian Nasional (UN).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Dewi Sartika menyatakan itu saat membuka acara yang bertajuk “Strategi Peningkatan Nilai Ujian Nasional (UN) Tingkat SMA Negeri dan Swasta Kota Cirebon”, di SMAN 2 Cirebon, Jln. Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, Kamis (10/10/2019).
Representasi untuk meningkatkan mutu pendidikan itu menurut dia, sudah banyak strategi yang dilakukan, sesuai dengan merevitalisasi ekosistem di Lingkungan sekolah. Itu adalah lanjut dia, bagaimana membangun komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, komunikasi dengan sesama guru, termasuk kepala sekolah untuk meminta nilai hasil ujian nasional (NHUN) serta keberpihakan pada penguatan para guru dan menggali perguruan tinggi.
“Melihat masih banyak guru yang belum tersertifikasi, para guru mata pelajaran mencoba berkompetisi agar NHUN-nya naik. Terlebih, digitalisasi pendidikan telah mengubah fundamental dunia pendidikan. Di mana, kelas bukan satya tempat belajar, dunia virtual telah menjadi kampus baru,”kata Dewi Sartika.
Jawa Barat di masa depan menurut Dewi Sartika akan bergantung pada sumber daya manusia (SDM). Karena itu kemauan yang kuat untuk mengubah diri dan persepsi keberhasilan sekolah.
“Bukan hanya dari pintarnya guru dan sekolah yang terakreditasi, namun pada kualitas yang disepakatinya,”tandas Dewi Sartika.
Sekarang, lanjutnya, fungsi guru harus bergeser ke arah yang berlainan. Guru yang sebelumnya sebagai sumber belajar atau pengetahuan, berubah menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, pengembang motivasi, kreatif, berkarakter, dan menjadi kerja tim di masa depan.
“Guru sukses adalah guru yang mengajarkan nilai-nilai etika, budaya, pertimbangan, pengalaman hingga empati sosial karena mesin tidak bisa membicarakannya,” tegasnya.
Maka Dewi Sartika berharap, guru harus siap menghadapi perubahan tersebut.
“Di sinilah pentingnya revitalisasi ilmu pendidikan dan guru adalah inti dari pengembangan bidang studi kependidikan. Guru tidak hanya mendukung pengajaran, tetapi juga mengelola siswa belajar. Selain itu, guru pun dituntut mengubah cara mengajar agar lebih fleksibel, kreatif, dan menyenangkan agar bisa menghasilkan sumber daya manusia pembelajar sepanjang hayat, “katanya. ***
Wartawan | M Syafrin Zaini | editor : aldinar