DARA | BANDUNG – Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, digitalisasi media dapat menggerus eksistensi media konvensional.
“Di era yang disruptif ini, bagi yang tak berstrategi akan jadi ancaman. Tapi bagi yang berstrategi ini jadi peluang,” katanya, saat membuka Musyawarah Daerah ke-XVI Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Jabar di Hotel Harris, Kota Bandung, kemarin.
Saat ini, lanjut dia, media memiliki peran besar dalam menangkal berita bohong atau hoaks. Media, harus dapat memastikan berita yang dikonsumsi masyarakat adalah fakta.
“Dengan begitu, kehadiran media di tengah masyarakat menjadi krusial,” ujarnya.
Ia bercerita, berita atau informasi palsu menjadi faktor penyebab terjadinya perang dunia II. “Sebarkan fakta, hantam hoaks. Masalah kita saat ini adalah perang informasi. Sebagai instrumen media, radio harus jadi pahlawan untuk masyarakat.”
Ia meminta anggota PRSSNI Jabar mengedukasi masyarakat supaya dapat memilah dan memilih informasi yang baik. Apalagi, masyarakat Jawa Barat lebih gemar mengonsumsi informasi dalam bentuk suara.
“Kita makhluk informasi. Tapi malas nulis, malas baca, hobinya ngobrol. Hal itu yang membuat kenapa radio cocok dengan Jawa Barat sebagai habitatnya,” kata gubernur, seraya menambahkan, ia sempat siaran di Radio Ardan dan pernah siaran di PRFM.
“Dulu aktif menyampaikan sesuai segmennya,” ujar dia.
Gubernur menyarankan, pengelola radio aktif di media sosial, karena dengan penerapan sistem multi-platform, radio bisa memenuhi kebutuhan dan keingian masyarakat.
Ketua PRSSNI Pusat, Erick Thohir, menuturkan, radio masih menjadi salah satu media yang kerap diakses masyarakat. “Radio masih jadi medium yang baik. Tentu hal ini bagaimana sebagai industri kita meningkatkan konten atau isi siaran.”***
Editor: Ayi Kusmawan