DARA | BANDUNG – Meski kasus antraks tidak lagi ditemukan sejak 2008, Pempeov Jawa Barat tetap mesapadainya. Daerah endemik antraks di Jawa Barat, yakni Purwakarta dan Bogor.
“Meski tidak ada kasus temuan baru, kewaspadan tetap dilaksanakan, terlebih didaerah endemik,” katanya, di Gedung Sate, tempo hari.
Daerah endemik antraks antara lain Purwakarta dan Bogor. Kasus terakhir tahun 2008 adalah temuan antraks pada burung unta di Purwakarta, bukan pada jenis kambing atau domba. Karena itu, di daerah endemik selalu ada vaksinasi pencegahan antraks bagi hewan ternak.
“Saya kira sudah aman. Temuan biasanya hanya cacing hati,” ujarnya.
Sementara Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Jawa Barat, Pranyata, menambahkan tim dokter yang disiapkan untuk membantu selama momen kurban terdapat sebanyak 370 orang dokter hewan. Tugasnya tersebar di seluruh Jawa Barat untuk memeriksa kondisi hewan kurban saat antemortem dan post mortem (sebelum dan sesudah disembelih).
Menurut dia, tidak lagi ada temuan antrakz. Namun penyakit lain yang wajib diwaspadai adalah cacing hati.
“Jika ditemukan lebih baik bagian jeroan dibuang saja dan dilaporkan ke kami,” katanya.
Menurut dai juga, jika prosesi berkurban selesai, lebih baik bagian daging dan jeroan dipisahkan, terutama pada bagian usus, yang menjadi tempat bersembunyinya banyak bakteri.***
Editor: Ayi Kusmawan