DARA | SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), penyebaran virus hepatitis A, masih terkendali.
Pemerintah Provinsi Jatim menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penularan penyakit Hepatitis A Selasa (2/7/2019). Ini menurut Khofifah Indar Parawansa berawal dari perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat.
Dia mengakui penularan hepatitis kini trendnya menunjukan penurunan. Meski begitu,Khofifah mengingatkan masyarakat, bertapa pentingnya menjaga kebersihan air.
Khofifah menyatakan upayanya menanggulangi kondisi KLB tersebut sudah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Kohar Heri Santoso untuk memeriksa kadar dan kebutuhan kebersihan air masyarakat.
“Saya mengkomunikasikan dengan Kadis Kesehatan supaya bisa diperiksa kecukupan air bersihnya,” lanjutnya.
Data jangkitan hepatitis A mengungkapkan di Pacitan tercatat ada 975 warga yang terjangkit. Khofifah mengakui jika penyakit ini sempat meluas, namun kesertamertaan upaya penanggulanganya terus diupayakan untuk menghentikan penyebaranya.
“Tadinya sempat meluas ke 8 kecamatan dan ini sudah mulai berkurang lagi, layanan-layanan dimaksimalkan di puskesmas,”katanya.
Dari Kabupaten Trenggalek disebutkan penyebaran virus hepatitis A ini masih dinyatakan wajar. Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso. Menyebtukan Dinas Kesehatan Prov Jatim dan Trenggalek melakukan penelitian langsung ke titik-titik penyebaran Hepatitis A di kabupaten tersebut. Hasilnya, penyebaran virus tersebut dinilai masih dalam kategori wajar.
Menurut dia, sejak beberapa hari yang lalu timnya telah melakukan peninjauan langsung. Yakni ke rumah-rumah pasien Hepatitis A di Desa Terbis, Kertosono serta Desa Wonocoyo.
“Tim kami mengindentifikasi duduk persoalan seperti apa dan sumber penyebaran dari mana. Kalau melihat datanya, secara epidemiologis adalah satu kesatuan, meskipun terotorialnya beda. Artinya epidemiologi adalah secara geografis berdekatan, waktunya bersamaan dan masyarakat saling berinteraksi,” kata Kohar saat dihubungi detikcom, Rabu (3/7/2019).
Kecuali itu, tim peniliti Dinkes Jatimpun beraudensi di Puskesmas Panggul. Meskipun merupakan satu kesatuan, kata dia, bukan berarti munculnya serangan Hepatitis A di Trenggalek akibat penularan dari kasus yang terjadi di Pacitan.
“Karena kalau melihat waktunya juga berbarengan, kemudian puncaknya juga sama. Memang kejadiannya jauh lebih tinggi Pacitan, Sedangkan Trenggalek relatif masih under control,”katanya.
Kohar mengaku, dinas kesehatan telah mengambil langkah strategis agar kasus Hepatitis A di Trenggalek maupun Pacitan tidak semakin parah. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan perilaku hidup sehat, sehingga dapat mengurangi risiko tertular virus Hepatitis.
Data di RSUD Trenggalek selama Januari hingga Mei, terdapat 303 penderita Hepatitis dengan empat pasien meninggal dunia. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Trenggalek berdasarkan jumlah pasien di Puskesmas, terdapat 110 orang yang sempat menjalani perawatan akibat Hepatitis.**