Mendengar Suara Anak: Komdigi Sempurnakan Regulasi Perlindungan Digital

Rabu, 19 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Komdigi

Foto: Komdigi

Dunia digital berkembang pesat, tetapi apakah kita benar-benar tahu bagaimana anak-anak mengalaminya?

DARA | Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berkomitmen untuk tidak hanya mengatur, tetapi juga mendengar. Untuk itu, Komdigi mengajak anak-anak sebagai suara utama dalam penyempurnaan regulasi perlindungan di ruang digital.

“Anak-anak bukan sekadar pengguna, mereka adalah pemangku kepentingan utama. Mereka merasakan langsung dampak baik dan buruk dunia digital. Jika kita ingin regulasi yang benar-benar melindungi, kita harus mendengar mereka,” ujar Staf Khusus Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital, Raline Shah, dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama anak-anak dari berbagai sekolah di Perpustakaan Komdigi, Jakarta Pusat, Selasa (18/02/2025).

Regulasi yang disusun bukan sekadar wacana, tetapi harus berakar pada pengalaman nyata. Anak-anak berbagi cerita tentang betapa mudahnya mereka terpapar konten negatif, tekanan sosial di media digital, dan kurangnya kesadaran orang tua dalam mendampingi mereka saat berselancar di dunia maya.

“Banyak yang tidak kita lihat sebagai orang dewasa. Anak-anak menghadapi tantangan yang tidak selalu kita pahami. Perspektif mereka ini yang harus kita jadikan dasar dalam menyusun kebijakan,” ujar Raline.

Salah satu tantangan terbesar yang muncul adalah dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak. Konten negatif yang merajalela bisa mengikis kepercayaan diri, menumbuhkan kecemasan, bahkan mendorong anak-anak ke dalam pergaulan yang berbahaya. Inilah urgensi bagi pemerintah untuk menciptakan regulasi yang benar-benar mampu melindungi generasi muda.

Namun, regulasi saja tidak cukup. Raline juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membentuk kebiasaan digital yang sehat.

“Kita bisa bikin aturan seketat apapun, tapi kalau di rumah anak-anak tidak mendapatkan contoh yang baik, semua akan percuma. Orang tua harus hadir, bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam dunia digital anak-anak mereka,” katanya dikutip dari laman resmi Komdigi, Rabu (19/2/2025).

Kebijakan ini diharapkan menjadi langkah maju bagi Indonesia dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman bagi anak-anak. Dengan mendengar suara mereka, Komdigi memastikan bahwa perlindungan digital bukan hanya wacana, tetapi kenyataan yang benar-benar dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal
Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya
Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional
Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut
Mulai 18 Agustus, WhatsApp Contact Center Whoosh Berubah Menjadi 0811-8888-111
Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang
Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:13 WIB

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:03 WIB

Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya

Kamis, 14 Agustus 2025 - 18:18 WIB

Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:06 WIB

Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:42 WIB

Mulai 18 Agustus, WhatsApp Contact Center Whoosh Berubah Menjadi 0811-8888-111

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025

Kamis, 14 Agu 2025 - 18:11 WIB