DARA | JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Indonesia melansir hingga Ahad (21/4/2019) belum memperoleh informasi adanya korban Warga Negara Indonesia (WNI) pada serangan bersenjata dan bom di Sri Lanka hari Minggu (21/4/2019).
Dikabarkan pertistiwa ledakan bom dan serangan bersenjata tersebut menewaskan sedikitnya 207 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya luka-luka. Serangan tersebut terjadi teerhadap beberapa gereja dan hotel di ibukota Sri Lanka, Kolombo. Serangan tersebut bertepatan dengan peringatan hari Paskah.
Indonesia mengecam keras aksi pengeboman dan serangan tersebut. Selain menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga korban, Indonesia juga menegaskan kesiapan untuk memberi bantuan yang diperlukan. Ada sekitar 374 warga negara Indonesia di Sri Lanka, termasuk 140 orang di ibu kota Kolombo.
Kemlu RI terus memantau perkembangan situasi lewat KBRI di Kolombo dan telah berkoordinasi dengan otorita keamanan, rumah sakit dan perhimpunan warga negara Indonesia setempat. Diperoleh keterangan hingga kini belum ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Meskipun demikian Kemlu RI menghimbau agar warga negara Indonesia yang sedang berada di Sri Lanka untuk waspada dan hati-hati, serta mengikuti arahan otorita keamanan setempat. Warga dan keluarga yang membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai situasi di Sri Lanka, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo +94 77277-3127. Demikian, pernyataan yang dilansir laman web resmi Kemlu RI 21 April 2019.
Diperoleh keterangan korban tewas akibat serangan bom mematikan di Sri Lanka bertambah menjadi 207 orang dan ratusan orang lainnya luka-luka. Puluhan korban tewas di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).
Namun demikian Kemlu RI belum mendapat informasi adanya korban WNI pada serangan tersebut.
Delapan serangan bom yang mengguncang Sri Lanka, Minggu (21/4) waktu setempat, sebagaiserangan yang paling mematikan di Sri Lanka dalam satu dekade terakhir sejak berakhirnya perang sipil yang menewaskan 100 ribu orang. Serangan bom ini juga membangkitkan kenangan menyakitkan kebanyakan warga Sri Lanka.
AFP dan Reuters, Senin (22/4/2019) melansir, serangan bom itu memporakporandakan sedikitnya tiga gereja yang sedang menggelar kebaktian Paskah pada Minggu (21/42019) waktu setempat, kemudian empat hotel mewah dan sebuah rumah yang ada di Colombo.
Ledakan bom yang terjadi dalam kurun waktu saling berdekatan itu melanda Gereja St Anthony’s Shrine di Colombo yang bersejarah, Gereja St Sebastian di Negombo — sebelah utara Colombo, dan Gereja Zion di Batticaloa, kemudian Hotel Shangri-La, Hotel Kingsbury, Hotel Cinnamon Grand dan Hotel Tropical Inn.
Beberapa ledakan itu diyakini polisi setempat melibatkan aksi bom bunuh diri. Reuters melaporkan ledakan kedelapan terjadi di sebuah rumah di Colombo yang digerebek polisi beberapa jam setelah serentetan ledakan bom terjadi. Dilaporkan sedikitnya tiga polisi tewas dalam ledakan yang diyakini dipicu oleh bom bunuh diri tersebut.
Sejauh ini belum ada kelompok maupun pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan-ledakan bom ini. Otoritas Sri Lanka menyatakan menangkap delapan orang terkait serentetan serangan bom itu dan para penyidik akan memeriksa apakah ada keterkaitan ‘jaringan luar negeri’ pada mereka yang ditangkap.
“Secara keseluruhan, kami mendapat informasi 207 orang tewas dari semua rumah sakit setempat. Menurut informasi sampai saat ini, kami mendapati 450 orang luka-luka yang dibawa ke rumah sakit,” sebut juru bicara kepolisian setempat, Ruwan Gunasekera, kepada wartawan setempat.
Dari jumlah tersebut, otoritas Sri Lanka menyebut sekitar 35 korban tewas di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Laporan otoritas Sri Lanka menyebut tiga warga Denmark, dua warga Turki dan satu warga Portugal tewas dalam tragedi tersebut.
Sejumlah pemerintah berbagai negara, diketahui ada lima warga Inggris yang tewas, dengan dua orang di antaranya punya kewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS), lalu tiga korban tewas lainnya merupakan warga India. Laporan media-media termasuk CNN menyebut dua warga China dan satu warga Belanda juga turut menjadi korban tewas. Kebanyakan WNA yang tewas sedang berada di hotel-hotel mewah yang dilanda ledakan bom.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataan Minggu (21/4/2019) menyatakan, “Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Data Kemlu RI, menyebutkan terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka. ***
Bahan : Kemlu.go.id, Reuters, BBC