Kasus demam berdarah dengue (DBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini cukup tinggi. Bahkan di tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar), KBB berada di peringkat ketiga tertinggi, sebagai penyumbang kasus DBD.
DARA | Sedangkan, daerah paling banyak kasus DBD pertama di Jabar adalah Kota Bandung dengan jumlah kasus 3.468 kasus dan peringkat ketiga Kota Bogor yakni 1.942 kasus.
“Memang jika melihat data kasus DBD yang terlaporkan untuk KBB kalau se-Jabar peringkat ketiga. Karena yang pertama Kota Bandung dan kedua Kota Bogor,” kata Kepala Bidang P2M Dinkes KBB, Dr Nurul saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).
Untuk wilayah KBB, sepanjang Januari-April 2024 kasus DBD paling banyak di Kecamatan Cililin dengan jumlah 347 kasus. Kemudian Kecamatan Lembang 260 kasus dan Cipongkor 138 kasus.
Menurutnya, Cililin tergolong paling tinggi kasus DBD kemungkinan daerah ini termasuk daerah perkotaan. Pergerakan nyamuk aedes aegypti, lebih cepat menyerang masyarakat di wilayah yang cukup padat.
Ia menyebutkan, dari jumlah kasus DBD yang terjadi di wilayah KBB, sekitar 13 orang diantaranya meninggal dunia.
“Permasalahnnya (yang meninggal), kebanyakan dari keterlambatan mendapat pelayanan kesehatan. Karena secara umum, kalau DBD bisa ditanggulangi biasanya nggak sampai meninggal,” jelas Nurul.
Ia menyarankan agar masyarakat lebih waspada terhadap gejala DBD yang dimulai dengan demam tinggi, selama dua hari berturut-turut.
Apabila terjadi gejala seperti itu, Nurul menganjurkan agar segera berobat ke faskes, untuk mendapat layanan kesehatan lebih lanjut.
“Biasanya mereka datang ke Puskesmas atau rumah sakit itu sudah dalam status DSS atau trombosit menurun. Jadi penanganannya harus lebih intensif lagi,” ujar Nurul.
Sementara upaya yang dilakukan Dinkes KBB, untuk mengatasi merebaknya kasus DBD adalah mensosialisasikan kepada masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk.
Pihaknya menggandeng Puskesmas dan desa-desa untuk pemberantasan sarang nyamuk tersebut dengan menguras, menutup dan memanfaatkan limbah (3M), jika ada air menggenang yang menyebabkan jentik-jentik nyamuk.
“Kita juga telah melakukan fogging terhadap lokus-lokus yang ada,” ujarnya.***
Editor: denkur