DARA | BANDUNG – Industri tekstil dan pakaian jadi Jabar perlu revitalisasi. Setidaknya ada empat point agar revitalisasi itu tepat sasaran.
Menurut Direktur PT Soka Cipta Niaga Iwan Gunawan pada Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Industri Tekstil dan Pakaian di Provinsi Jawa Barat, awal pekan lalu, yang pertama adalah revitalisasi pembiayaan.
Artinya di sektor pembiayaan, bagiamana para pelaku industri TPT mendapatkan bunga bank yang murah. Di negara pesaing, misalnya Tiongkok, sudah memiliki bunga bank di bawah 5 persen, sedangkan Indonesia masih berkutat di angka sekitar 10 persen.
Revitalisasi kedua, Iawan menyebutkan di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik dalam produktivitas maupun keterampilan. Ketiga, revitalisasi menyangkut teknologi produksi, mulai dari perencanaan hingga proses akhir produksi. Keempat yang perlu direvitalisasi adalah alat produksi (mesin)..
Iwan mengkhawatirkan terjadinya sunset industri tekstil dan pakaian jadi. Karena itu dia menilai agar tidak terjadi sunset itu, diperlukan dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan yang mampu memperkenalkan produk-produk tekstil lebih luas.
Dia mencontohkan pakaian muslim, Indonesia sudah menjadi kiblat pasar busana muslim. Bandung dalam penialaian Iwan, sudah merajai pasar dengan merek lokal.
Namun, Iwan menyayangkan belum ada acara besar yang khusus mengatasnamakan pakaian muslim yang mempromosikan dan mengundang para pelaku industri atau buyers dari luar negeri.
Seperti Ina Craft itu sebetulnya sudah bagus tapi tidak spesifik. Berarti harus ada eventkhusus baik untuk industri hulu, tengah, dan hilir. Inti lainnya juga kebijakan revitalisasi harus berbasis kebutuhan pasar.
“ Dari pasar baru didorong ke kebutuhan hilir, kebijakan apa yang cocok, industri mesin apa yang cocok, insentif apa yang pokok. Saya masih berpikir selama ekosistem lingkungan usahanya diubah, kebijakan tidak sporadis dan lebih memberikan solustif atau jalan keluar maka industri ini masih bisa hidup,” katanya. ***