DARA | BANDUNG – Omzet PKL mingguan di kawasan Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat, Bandung tak kurang dari Rp1 miliar. Keberadan mereka, kembali akan ditata untuk memberikan akses lalu lintas agar Jalan Singa Perbangsa dan sekitarnya tetap normal.
Menurut Ketua Koperasi Konsumen Sunday Market Monumen Perjuangan, Jujun Junaedi, meski hanya seminggu sekali, berjualan di kawasan Monju tetapi sangat menjanjikan. Dia mencontohkan, salah satu pedagang yang omzetnya selama enam hari di Pasar Kosambi tidak lebih besar dari pada ketika sehari berjualan di kawasan tersebut.
“Harapannya diakomodir. Pedagang harus mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dengan orang lain. Sangat berharap pemerintah betul-betul dapat merealisasikan janji-janjinya,” ujarnya, seraya menyebut omzet total PKL di Monju bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Sementara itu, Wakil Wali Kota sekaligus Ketua Satgasus PKL Kota Bandung, Yana Mulyana, menuturkan, penataan pedagang nonformal di kawasan bersejarah itu untuk mengganti tenda-tenda hasil penataan tahun 2014 yang sudah waktunya untuk diganti. Selain itu, PKL ditata agar mendukung kawasan tersebut menjadi destinasi wisata belanja.
Dia usul, tendanya jadi komunal misalkan per 10 meter untuk beberapa PKL. “Mudah-mudahan jadi lebih tahan lama. Saya pun minta ada zona tertentu khusus kuliner untuk menghidupkan kawasan monumen yang di dalamnya ada museum dan lain-lain,” katanya, selepas menerima para PKL Monju di Balai Kota, Senin (18/3/2019).
Pada intinya, lanjut dia, Pemkot Bandung memiliki niat dan memberikan kesempatan untuk membuat konsep agar kawasan itu jadi destinasi wisata. Dia mencontohkan penataan PKL di kawasan Candi Borobudur. Di sana tata letak pedagang seperti dibuatkan alur agar pengunjung dapat melewati hampir setiap pedagang.
“Berikan kesempatan Pemkot Bandung untuk survei dan membuat konsep. Terpenting hari ini ada kesepahaman bersama,” ujar dia.
Mengenai jumlah PKL yang akan ditata, ia menyebutkan hanya sekitar 4.000 pedagang seperti ketika penataan tahun 2014 lalu. Selebihnya akan ditertibkan.
“Maunya lebih bergeser ke dalam, ke arah utara sehingga di ujung jalan dekat Surapati jadi kosong. Termasuk penataan untuk parkir karena kami semangatnya penataan kawasan bukan hanya sekedar penataan PKL saja,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan