Akhir-akhir ini sosok Nyi Roro Kidul kembali jadi perbincangan publik, setelah viral di media sosial adanya seorang pemuda yang seolah menantang menguasa Pantai Selatan Jawa tersebut.
DARA | Nyi Roro Kidul sudah bertahun-tahun lamanya selalu dikaitkan dengan pantai selatan Jawa. Sosok putri cantik nan melegenda itu disebut-sebut sebagai penguasa di laut itu.
Lalu, belakangan muncul seorang pemuda nekat mandi dan mendekati gulungan ombak di pantai selatan itu seolah menantang bertemu dengan Nyi Roro Kidul.
Pemuda itu mengenakan kaos warna hijau, sebuah warna yang dilarang untuk dikenakan saat berada di pantai selatan.
Menurut mitos siapa saja yang mengenakan baju hijau akan diseret ombak untuk kemudian terdampar di sebuah kerajaan dan bertemu Nyi Roro Kidul.
Boleh jadi karena alasan itu maka di beberapa area di sepanjang Pantai Selatan ada larangan untuk pengunjung agar tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
Namun, pakai baju hijau ternyata tak hanya berkaitan dengan mitos Nyi Roro Kidul, tapi juga ada makna lain yang lebih logis.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis, Bantul III Parangtritis, M Arif Nugraha mengatakan memakai baju warna hijau dan biru akan mempersulit penyelamatan ketika terjadi kecelakaan laut.
“Warna tersebut akan sulit membedakan, karena nylamur (bersatu dengan warna air laut,” ujarnya dikutip dari serambinews, Minggu (7/5/2023).
Sementara itu, Peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Widodo Pranowo mengatakan, larangan menggunakan baju berwarna hijau dapat dijelaskan secara logis, bukan sekadar mitos yang beredar.
Menurutnya, penggunaan baju berwarna hijau dapat mempersulit proses penemuan korban yang terseret arus bahkan hingga tenggelam.
“Sebaiknya, para wisatawan untuk memakai baju berwarna mencolok, seperti jingga atau merah muda,” ujarnya, masih dikutip dari serambinews melansir kompas.com.
Guru Besar Fisika Teori FMIPA Universitas Pertanian Bogor, Husin Alatas menyebutkan warna merupakan efek persepsi dari mata manusia ketika menerima cahaya, sehingga setiap orang dapat memiliki persepsi berbeda terkait dengan warna.
Selain warna biru, warna laut juga bisa hijau, merah atau apapun tergantung organisme apa saja yang terdapat di permukaan atau pada bagian bawahnya.
Menurutnya, imbauan untuk tidak menggunakan warna hijau cukup masuk akal, terutama jika area laut terkait cenderung berwarna hijau.
Warna hijau di laut biasanya terjadi karena adanya ganggang yang mengandung klorofil yang hidup dipermukaan maupun di laut yang dekat dengan permukaan.
Klorofil memiliki kemampuan unik dalam menyerap hampir semua warna biru dan merah, sehingga yang dominan dipersepsikan oleh mata manusia utamanya adalah hijau. Dimana, distribusi spektrum pantulan hujau relatif sempit rentangnya.
Ganggang yang mengandung klorofil akan memantulkan warna hijau pada saat musim tertentu (musim semi atau panas). Pada musim lain, efek warna yang dipantulkan bisa berbeda.
“Intinya, selama kontras warna baju dengan warna area laut terkait cukup berbeda, maka saya pikir tidak masalah,” ujarnya.
Editor: denkur