Helmi Budiman Jelaskan Soal Banjir Bandang dan Longsor di Garut

Rabu, 20 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman (kanan), mendampingi Kepala BNPB RI, Letjen Suharyanto meninjau kondisi terkini lokasi banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa (19/7/2022). (Foto: andre/dara.co.id)

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman (kanan), mendampingi Kepala BNPB RI, Letjen Suharyanto meninjau kondisi terkini lokasi banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa (19/7/2022). (Foto: andre/dara.co.id)

“Kalau dilihat titiknya, ada 137 titik kejadian banjir dan longsor. Jadi ada banjir dan juga longsor,” ujarnya.


DARA- Wakil Bupati Garut, dr.Helmi Budiman, mengatakan, banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Cimanuk pada Jumat (15/7/2022) lalu membuat puluhan desa/kelurahan di beberapa kecamatan yang terlewati oleh sungai ini terdampak.

Menurut Helmi, sedikitnya ada 90 desa/kelurahan di 14 kecamatan yang terdampak musibah ini. Selain banjir, ungkapnya, juga ada tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Garut.

“Kalau dilihat titiknya, ada 137 titik kejadian banjir dan longsor. Jadi ada banjir dan juga longsor,” ujarnya, Selasa (19/7/2022).

Helmi menyebutkan, bahwa Kabupaten Garut memiliki 3 sungai besar, dan meluapnya dua sungai besar yakni Sungai Cimanuk dan Sungai Cikaengan ditengarai menjadi salah satu penyebab banjir yang terjadi pada Jumat malam lalu itu.

Namun yang paling utama yang menyebabkan bencana tersebut, lanjut Helmi adalah Sungai Cimanuk. Ia menuturkan, ada 5 anak sungai Cimanuk, pertama adalah Sungai Cikandang. Menurutnya, sungai Cikandang ini yang menyebabkan terjadinya banjir di daerah Cikajang.

“Kemudian ada sungai Ciwalen, Sungai Cipeujeuh, dan Sungai Cikendi di Garut Kota serta beberapa anak sungai lain yang ini hampir semuanya meluap,” ucapnya.

Menurut Helmi, bencana banjir ini menyebabkan beberapa rumah warga terendam bahkan ada yang hanyut. Selain itu, beberapa fasilitas umum juga seperti jalan, masjid dan lain-lain, terkena dampak bencana banjir ini.

Berdasarkan data terakhir yang diterima pihaknya, tambah Helmi, ada sekitar 6.314 KK dengan 19.546 jiwa yang terdampak akibat bencana ini, di mana 242 KK di antaranya harus mengungsi ke lokasi pengungsian yang ada.

“Alhamdulillah sampai saat ini pengungsi kita berkurang karena rumah-rumahnya Alhamdulillah ada yang masih bisa ditempat tinggali walaupun ada beberapa yang tidak bisa ditempati kembali karena rusak ya,” katanya.

 

Editor: Maji

Berita Terkait

Cegah Korupsi Dana BOS, Dewan Pendidikan Garut Gelar Penyuluhan Hukum
Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang
Wabup Sukabumi Jelaskan Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting
Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi
Kota Sukabumi Pemegang Inflasi Tertinggi di Jawa Barat, Begini Penjelasan Bappeda
KPK Ingatkan Istri Pejabat Kabupaten Bandung Jangan Dorong Suaminya Korupsi
Kejahatan Siber Capai Kerugian Rp476 Miliar

Berita Terkait

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:19 WIB

Cegah Korupsi Dana BOS, Dewan Pendidikan Garut Gelar Penyuluhan Hukum

Rabu, 13 Agustus 2025 - 18:20 WIB

Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:49 WIB

Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:45 WIB

Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi

Rabu, 13 Agustus 2025 - 13:17 WIB

Kota Sukabumi Pemegang Inflasi Tertinggi di Jawa Barat, Begini Penjelasan Bappeda

Berita Terbaru