Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendukung keterlibatan kaukus perempuan politik Indonesia sebagai wadah melahirkan perempuan-perempuan yang berani berpendapat dan berpartisipasi dalam politik guna menyelesaikan permasalahan kesenjangan gender dan memajukan negara.
DARA – “Berbagai indeks dan data, baik itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), maupun Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) masih menunjukan kesenjangan yang nyata antara laki-laki dan perempuan. Inilah yang menjadi tugas kita bersama untuk kita carikan solusi bersama. Untuk mengejar ketertinggalan ini, peranan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) menjadi penting dalam melahirkan perempuan-perempuan yang berani berpendapat, berpartisipasi dalam politik, serta mampu menjadi pemimpin,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Kongres VI KPPI: Perempuan dan Kepemimpinan Transformatif Untuk Indonesia Bermartabat.
Menteri Bintang menegaskan keterwakilan perempuan di politik terus mengalami peningkatan baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten kota. Dari 514 kabupaten/kota, 25 diantaranya telah mencapai target keterwakilan perempuan yang dapat dijadikan praktik baik untuk mencapai target total 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen.
“Dalam mencapai pemberdayaan perempuan demi mewujudkan Indonesia yang maju, sangat dibutuhkan para pemimpin perempuan yang mengedepankan gaya transformatif. Kepemimpinan tranformatif yang mengedepankan kepentingan bersama bagi semua pihak, saling menginspirasi, saling mengarahkan, membimbing dan memotivasi, serta mengatasi berbagai permasalahan bersama, bukan saling menjatuhkan untuk mencapai tujuan,” tegas Menteri Bintang, seperti dikutip dari laman resmi PPPA, Senin (13/12/2021).
Menteri Bintang menambahkan, tidak ada yang lebih membanggakan daripada melihat perempuan bergotong royong membawa Indonesia keluar dari beban masalah yang masih dihadapi saat ini. Diharapkan kongres perempuan ini dapat menelurkan solusi terkait bagaimanna peranan perempuan dalam pemulihan kesehatan selama masa pandemi pandemi, membangkitkan ekonomi dan memastikan kesejahteraan masyarakat untuk Indonesia yang bermartabat.
Senada dengan itu, Ketua Umum DPP KPPI Periode 2016-2021, Dwi Septiawati Djafar menegaskan peranan perempuan hadir di politik adalah beyond election atau melampaui sekedar pemilihan umum, kehadiran perempuan di bidang politik adalah untuk pengabdian, dedikasi yang berujung kontribusi untuk bangsa dan negara.
“Hadirnya perempuan di bidang politik dapat dimaknai sebagai suatu hal yang membanggakan, mampu memberikan penyelesaian terhadap problem-problem krusial menyangkut perempuan, anak dan keluarga. Permasalahan seperti kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, angka stunting, penggunaan narkoba, HIV/Aids, pornografi adalah sedikit dari permasalahan yang membutuhkan penyelesaian dan kontribusi politik perempuan,” jelas Dwi Septiawati.
Kepemimpinan perempuan yang transformatif, diharapkan dapat membangun nilai-nilai sisterhood antar perempuan, persaudaraan dan pemberdayaan perempuan di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Editor: denkur