27 Tahun Rambut Mbak Iyah Jadi Sarang Tikus, Berhasil Dipotong Relawan MRI-ACT

Selasa, 28 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: galamedianews.com/Ist

Foto: galamedianews.com/Ist

Sukiyah atau biasa dipanggil Mbah Iyah (50) hidup sendiri dengan keadaan yang sangat memprihatinkan di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


DARA | JATENG – Mbah Iyah mengalami buta sejak usia lima tahun dan mengalami gangguan jiwa sejak berusia 10 tahun. Penderitaan Mbah Iyah seakan semakin lengkap dengan hidupnya yang sebatang kara di dalam rumah berukuran sekitar 3×6.

Selama 27 Tahun, Sukiyah mengurung diri di dalam rumah yang mirip kandang ayam. Untuk makan saja, Mbak Iyah sering diberikan oleh tetangga yang peduli dengannya.

Selama mengurung diri tersebut, rambut Sukiyah tidak pernah dipotong selama 27 tahun hingga gimbal sepanjang 2 meter. Berbagai hewan sudah bersarang di rambutnya akibat tidak pernah dibersihkan. Rambut Mbah Iyah sudah menjadi sarang anak tikus hingga ulat.

Ardian Kurniawan Santoso, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT merasa prihatin saat pertama kali berjumpa dengan sosok Sukiyah. Ia membujuk Mbah Iyah untuk memotong rambutnya itu.

Proses pemotongan rambut Sukiyah berlangsung selama 20 menit. Ia mengatakan rambut itu tidak hanya panjang tetapi juga alot saat dipotong. “Rambutnya alot. Bulu kuduk saya merinding semua saat memotongnya. Saya sampai keringetan,” ungkap Ardian dalam rilis yang ditulis galamedianews, Selasa (28/1/2020).

Setelah dipotong, rambut Sukiyah dibersihkan dan diberi baju serta kursi roda oleh para relawan. Sukiyah dibawa ke yayasan sosial yang tidak jauh dari rumahnya dan akan dirawat selama tiga bulan. Rumah Sukiyah juga dibersihkan oleh Ardian dan relawan lainnya.

Ardian merupakan relawan ACT sejak tahun 2017, sebelum menjadi relawan Ardian pernah masuk penjara beberapa kali. Kini, Ardian mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan pada sekitarnya.

“Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya. Ia berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan manusiawi,” tutur Ardian.***

Editor: denkur

Berita ini dikutip seutuhnya dari galamedianews.com, Selasa (28/1/2020)

Berita Terkait

BKKBN Catat Rekor MURI Pelayanan MOP, Bandung Barat Berkontribusi Puluhan Akseptor
BAZNAS Jabar Raih Opini WTP ke-10 Berturut-turut, Bukti Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Umat
RSUD Lembang Rawat Pasien Pria tidak Beridentitas Tergeletak di Pasar Panorama
Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Wali Kota Bangga Karya Anak Muda Bandung
Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025
BPOM RI Visitasi Santosa Hospital Bandung Central  Ikrar Sebut Rumah Sakit Ini Bisa Jadi Percontohan
Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan
Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 13:13 WIB

BKKBN Catat Rekor MURI Pelayanan MOP, Bandung Barat Berkontribusi Puluhan Akseptor

Senin, 21 April 2025 - 10:18 WIB

BAZNAS Jabar Raih Opini WTP ke-10 Berturut-turut, Bukti Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Umat

Minggu, 20 April 2025 - 02:47 WIB

RSUD Lembang Rawat Pasien Pria tidak Beridentitas Tergeletak di Pasar Panorama

Sabtu, 19 April 2025 - 05:03 WIB

Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Wali Kota Bangga Karya Anak Muda Bandung

Kamis, 17 April 2025 - 11:01 WIB

Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025

Berita Terbaru