DARA | BANDUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Jawa Barat mencatat, 6.696 warga daerah ini menderita penyakit Tuberkulosis (TBC) selama tahun 2018. TBC merupakan infeksi akibat organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, melainkan dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung, Hj Kurnia Agustin Naser, mengatakan, TBC sebagai penyakit yang cukup mematikan dapat dicegah melalui Gerakan Masyarkat Hidup Sehat (Germas). Menurut dia, selain Germas, pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), juga menjadi bagian upaya preventif menanggulangi sebaran TB.
“Germas dan PHBS bisa menjadi solusi untuk mencegah meluasnya TBC. Apalagi menurut data Dinkes, tahun 2018 tercatat ada 6.696 orang yang mengidap TB. Ini harus segera diwaspadai, tentunya melalui berbagai kegiatan preventif dan promotif. Jadi ayo cegah TBC dengan Germas,” katanya, seusai menjadi nara sumber pada Penyuluhan TBC Kader di tingkat kabupaten/kota dalam peringatan Hari TB Sedunia (HTBS) 2019 di Grdung Dewi Sartika Soreang, kemarin.
Menurut dia, program penanganan TBC harus dilakukan oleh semua kalangan. Peran masyarakat, industri, dan pemerintah sangat penting untuk bersinergi dalam menanggulangi TBC. “TB ini cukup berbahaya. Satu penderita TB bisa menularkan ke sepuluh orang. Bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani serius. Karena itu, sangat penting keterlibatan semua kalangan untuk menangani serangan TBC,” katanya.
Sebagai ketua TP.PKK lanjut dia, penanganan pencegahan bisa dilakukan juga melalui penguatan peran Posyandu, yang saat ini ada di setiap RW. “Para kader bisa menjadi ujung tombak penyampai informasi bagi setiap keluarga, mudah-mudahan karena mereka lebih dekat dengan masyrakat, Germas dan PHBS-nya bisa tersosialisasikan dengan efektif.”
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Grace Mediana M Kes, menjelaskan, TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk.
Air ludah penderita terhirup oleh orang yang kekebalan tubuhnya lemah.“Faktor lingkungan menentukan penularan seperti kepadatan penduduk tinggi sehingga udara lembab dan pencahayaan matahari minim serta rumah minim ventilasi,” ujar Grace.
Menurunt dia, Dinkes terus menyosialisasikan penyakit TB kepada warga. Banyak penderita yang pengobatannya tidak maksimal karena kurang disiplin.
Karena itu, masyarakat perlu mengenali gejala tuberkulosis. “Jaga terus kebersihan lingkungan, lakukan Germas dan ber-PHBS-lah, supaya terhindar dari segala peyakit,”katanya***
Editor: Ayi KUsmawan