DARA | BANDUNG — Pemkab Bandung, Jawa Barat kembali melakukan Gerakan Tutup Lubang (GTL). Kegiatan tersebut, merupakan rangkaian menyambut Hari Jadi ke-378 Kabupaten Bandung, yang jatuh pada 20 April 2019.
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung tersebut, dilakukan secara serentak di sepuluh wilayah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Sarana dan Prasarana (Sarpras) DPUTR. Sepuluh UPT tersebut, UPT Sarpras Soreang, Banjaran, Margahayu, Baleendah, Cileunyi, Cicalengka, Ciparay, Majalaya, Pangalengan, dan UPT Sarpras Ciwidey.Bupati Bandung, H Dadang M Naser, bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan jajaran Pemkab Bandung, bergerak ke empat titik giat GTL. Di antaranya ruas Jalan Cingcin–Bojongkoneng Kecamatan Soreang, Gandasari–Bojongkunci Kecamatan Katapang, Gandasari–Bojongkunci Kecamatan Pameungpeuk, dan ruas Jalan Bojongmalaka–Sukasari Kecamatan Baleendah.
“Selain dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-378 Kabupaten Bandung, GTL ijuga untuk menurunkan angka kecelakaan akibat kerusakan jalan. Tentunya ini bersifat sementara sambil menunggu proses tender pelaksanaan konstruksi yang lebih permanen,” kata bupati di sela-sela giat GTL di Desa Cingcin Kecamatan Soreang, Kamis (21/3/2019).
Penanganan sementara jalan yang rusak tersebut, lanjut bupati, adalah untuk memberikan contoh agar ditiru warga. Kemungkinan pengerjaan konstruksi jalan secara permanen akan dilakukan selepas Idul Fitri.Pihaknya mencontohkan kepada warga, sambil menunggu penanganan dari pemerintah, agar jalan yang rusak ditutup dulu dengan barangkal (puing-puing sisa bangunan) atau material lainnya. “Insyaallah, khusus untuk ruas Jalan Cingcin–Bojongkoneng ini akan di hotmix pada Selasa mendatang dan berikutnya akan ditutup beton,” ujar Dadang Naser.
Jalan mantap di Kabupaten Bandung, berdasarkan evaluasi dan penilaian, saat ini mencapai 82%. Rata-rata di daerah yang sering terkena banjir, untuk perbaikan infratruktur jalan, Pemkab Bandung lakukan pendekatan betonisasi.
“Pembangunan bersifat dinamis, begitu pula di bidang infrastruktur jalan. Tentunya jalan yang sudah baik pun akan mengalami kerusakan, termasuk jalan-jalan yang dibeton. Betonisasi kekuatannya maksimal hanya 6 sampai 10 tahun, setelah itu wajar kalau ada retak-retaknya. Ini yang mesti diperbaiki,” katanya.
Dengan kondisi musim panas lalu masuk musim penghujan, ditambah peningkatan volume kendaraan, pihaknya meminta warga untuk terus berkoordinasi, baik dengan tokoh masyarakat, kepala desa maupun UPT Sarpras. “Titik-titik mana yang kurang bagus, atau yang harus segera ditangani, terus dikoordinasikan. Untuk sementara ini, kami mengajak warga untuk Sabilulungan melakukan GTL,” katanya pula.***