DARA | BANDUNG – Lebih dari 100 negara mengusulkan rancangan resolusi yang menyerukan penyelidikan independen terhadap awal mula pandemi virus corona (Covid-19) kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dilansir dari cnnindonesia.com, resolusi itu akan disampaikan kepada WHO dalam Sidang Kesehatan Dunia ke-73 yang diadakan selama dua hari pada 18-19 Mei 2020. Resolusi ini mendapat dukungan internasional dari sejumlah negara seperti Inggris, Selandia Baru, Australia, India, Rusia, juga negara anggota Uni Eropa.
Negara-negara anggota menyerukan WHO untuk memulai proses penyelidikan bertahap yang tidak memihak, independen, dan komprehensif, termasuk menggunakan mekanisme-mekanisme penyelidikan yang sudah ada.
“Mengakui kebutuhan semua negara untuk memiliki akses yang tepat waktu terhadap diagnostik, terapi, obat-obatan, dan vaksin yang berkualitas, aman, berkhasiat, dan terjangkau. Serta teknologi kesehatan yang esensial juga komponen peralatan untuk menanggapi Covid-19,” tulis sebagian isi resolusi itu.
Amerika Serikat tidak ikut ambil bagian dalam penandatanganan proposal resolusi itu.
Sumber pemerintah Australia mengatakan, resolusi tersebut cukup kuat untuk memastikan dilakukan penyelidikan yang tepat dan menyeluruh terkait pandemi Covid-19.
Draf resolusi itu tidak secara khusus menyebutkan China atau Beijing. Tetapi China telah menghadapi peningkatan pengawasan internasional atas penanganan awal terhadap wabah Covid-19.
Beijing sebelumnya mengatakan hanya akan mendukung penyelidikan yang dilakukan oleh WHO.
“Kami terbuka, transparan, tidak ada yang disembunyikan, kami tidak perlu takut. Kami menyambut tinjauan internasional yang independen, tapi harus diatur oleh WHO,” kata Duta Besar China untuk Inggris, Loi Xiaoming pekan lalu.
Sebelumnya pada April lalu, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne menyerukan penyelidikan independen terhadap penyebaran Covid-19 dan mengatakan masalah transparansi China.
China berulang kali membantah tuduhan menutup-nutupi penyebaran awal virus corona dan menunda rilis informasi tentang pandemi itu. Pejabat China menyebut ide penyelidikan independen ini berpeluang ditunggangi oleh kepentingan politik.
Tiongkok juga membalas AS dengan menyebut bahwa tudingan kepada China merupakan pengalih kesalahan akibat buruknya penanganan Negeri Paman Sam terhadap wabah Covid-19.***